Bisnis.com, JAKARTA -- China tidak akan mengubah posisinya bahwa Taiwan adalah bagian dari negara itu dan dunia selamanya akan mengakui hanya ada satu China.
Hal itu adalah pernyataan pemerintah China setelah Presiden Tsai Ing-wen memenangi pemilihan kembali dan mengatakan tidak akan menyerah terhadap ancaman China.
Upaya Cina untuk memaksa Taiwan yang demokratis menerima pemerintahan Beijing di bawah model “satu negara, dua sistem” serta protes anti-pemerintah di Hong Kong mendominasi tema kampanye pemilu di wilayah itu.
Tsai memenangkan masa jabatan empat tahun berikutnya dengan kemenangan telak dan Partai Progresif Demokratik (DPP) juga memperoleh mayoritas di parlemen.
Ketika berbicara kemarin setelah memenangkan pemilu, Tsai menyerukan untuk melanjutkan pembicaraan dengan China, tetapi berharap Beijing mengerti Taiwan dan rakyatnya tidak akan tunduk pada intimidasi.
Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa pemilu Taiwan adalah urusan internal untuk China.
"Tidak peduli apa pun perubahan yang ada pada situasi internal di Taiwan, fakta dasar bahwa hanya ada satu China di dunia dan Taiwan adalah bagian dari China tidak akan berubah," menurut pernyataan kementerian itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (12/1).
Pemerintah Cina tidak akan mengubah pendiriannya dengan berpegang pada prinsip "satu China" dan menentang kemerdekaan Taiwan, tambahnya. "Konsensus universal komunitas internasional yang berpegang pada prinsip 'satu China' juga tidak akan berubah."
China berharap dunia akan memahami dan mendukung "alasan adil" orang-orang China untuk menentang kegiatan pemisahan diri dan "mewujudkan reunifikasi nasional", tambah kementerian itu.
Kantor Pemerintah China Urusan Taiwan menyatakan kemarin bahwa pihaknya akan tetap mempromosikan "satu negara, dua sistem" untuk Taiwan, model di mana Beijing mengelola Hong Kong dengan otonomi tingkat tinggi.
Tsai sendiri dengan tegas menolak “satu negara, dua sistem.”