Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Etnis Muslim Uighur Diangkat Lewat Komik Manga

Seorang seniman Jepang menjadi viral setelah komik manga ciptaannya, yang mengisahkan wanita Uighur, meningkatkan kesadaran tentang penderitaan sebagian besar minoritas Muslim di China.
Muslim Uighur di China/ dancingturtle.org
Muslim Uighur di China/ dancingturtle.org

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang seniman Jepang menjadi viral setelah komik manga ciptaannya, yang mengisahkan wanita Uighur, meningkatkan kesadaran tentang penderitaan sebagian besar minoritas Muslim di China.

Dilansir dari Reuters, Senin (30/12/2019), komik berjudul What Has Happened to Me itu telah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa, termasuk Mandarin, Uighur, dan Inggris, serta ditonton lebih dari 330.000 kali secara daring.

Tomomi Shimizu, pencipta komik tersebut, telah memanfaatkan isu yang sudah tersebar luas itu sebagi bukti dari pelanggaran hak asasi manusia di Beijing.

Dalam panel gambar hitam-putih, Shimizu menceritakan kisah Mihrigul Tursun, seorang wanita Uighur yang kini tinggal di Amerika Serikat, dan mengatakan bahwa dia telah dipukuli dan ditahan di Tiongkok karena menjadi seorang Uighur.

“Masalah Uighur telah dikenal luas di kalangan orang-orang yang terjun ke dunia politik. Namun, sedikit yang diketahui di kalangan masyarakat umum. Kesenjangannya begitu mengejutkan,” ujar Shimizu.

Shimizu pun memutuskan menggunakan manga untuk mengangkat isu tersebut ke khalayak. Dia percaya, manga memiliki kekuatan untuk menyampaikan sesuatu kepada publik dengan cara yang mudah dipahami. 

Shimizu, yang telah menulis komik lain tentang Uighur, tampaknya tidak asing dengan politik. Dia kerap menyuarakan dukungan di akun Twitter pribadinya terkait dengan masalah yang umumnya didukung oleh partai politik sayap kanan Jepang.

Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa antara 1 hingga 2 juta etnis Uighur Muslim ditahan di Xinjiang di barat laut China sebagai bentuk dari kampanye anti terorisme.

Sementara itu, China menyebutkan bahwa Xinjiang telah menghadapi ancaman dari militan dan separatis Islam. Pemerintah China pun menolak tuduhan penganiayaan dan membantah sudah melakukan penahanan massal. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper