Bisnis.com, JAKARTA — Kecelakaan pesawat di Kazakhstan merenggut nyawa 12 orang dan melukai puluhan lainnya, Jumat (27/12/2019) waktu setempat.
Pesawat Bek Air Fokker 100 jatuh tak lama setelah lepas landas. Pesawat tersebut membawa 93 penumpang dan 5 kru.
Otoritas terkait awalnya menyebutkan ada 15 korban jiwa, tapi kemudian direvisi menjadi 12 orang. Selain itu, 49 orang lainnya luka-luka dan tengah dirawat di rumah sakit, beberapa di antaranya dalam kondisi serius.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (28/12), pesawat itu mengalami masalah saat lepas landas dari bandara di Almaty, salah satu kota utama Kazakhstan, menuju ibu kota Nur-Sultan.
Komite Penerbangan Sipil Kazakhstan menerangkan pesawat tiba-tiba merosot dari ketinggian saat proses lepas landas dan menabrak pagar beton, sebelum menabrak bangunan setinggi dua lantai yang ada di dekat bandara. Pesawat diketahui terbelah menjadi beberapa bagian, sedangkan penyebab masalah di pesawat masih belum dipastikan.
"Pesawat miring ke kiri, lalu ke kanan, lalu mulai bergetar saat mencoba menjaga ketinggian," papar Aslan Nazaraliyev, seorang pengusaha yang menjadi penumpang selamat pesawat tersebut, kepada Reuters.
Baca Juga
Adapun tim penyelidik menemukan bekas goresan di runway bandara. Deputi Perdana Menteri (PM) Kazakhstan Roman Skylar menerangkan sebelum jatuh, ekor pesawat menyentuh runway dua kali.
"Tim akan menentukan apakah hal ini disebabkan eror di pihak pilot atau ada masalah teknis. Runway dalam keadaan ideal," ujarnya.
Pilot pesawat termasuk salah satu korban tewas.
Pemerintah Kazakhstan menegaskan langsung melakukan suspensi atas seluruh penerbangan Bek Air dan pesawat Fokker 100 sampai hasil penyelidikan keluar. Laporan investigasi awal diagendakan dirilis pada 10 Januari 2020.
"Mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi hukuman berat sesuai hukum," tegas Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev melalui Twitter-nya.
Dia juga memerintahkan dilakukan audit atas seluruh maskapai Kazakhstan.
Pesawat nahas tersebut diproduksi pada 1996 dan terakhir kali mendapat sertifikasi terbang pada Mei 2019. Adapun Bek Air merupakan maskapai berbiaya murah yang beroperasi di negara Asia Tengah tersebut.