Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hindari Government Shutdown Terulang, Trump Teken Paket Anggaran US$1,4 Triliun

Paket anggaran tersebut mencakup berbagai program di luar anggaran wajib pemerintah, seperti pendanaan untuk aktivitas militer Pentagon hingga program nutrisi anak dan riset terkait kekerasan dengan senjata api.
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA — Government shutdown alias penutupan pemerintahan di AS akhirnya terhindari setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani paket anggaran sebesar US$1,4 triliun untuk tahun fiskal 2020.

Juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengungkapkan Trump meneken paket bujet tersebut pada Jumat (20/12/2019), waktu setempat. Penandatanganannya dilakukan di pesawat Air Force One, dari Washington menuju Florida.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (21/12), Trump telah diharapkan untuk menandatangani usulan paket anggaran itu menjadi Undang-Undang (UU) setelah rencana anggaran pemerintah ditolak oleh Kongres pada pekan ini. Pasalnya, jika paket bujet tersebut tidak diteken sebelum Jumat (20/12) tengah malam, maka government shutdown bakal kembali terjadi.

Paket anggaran yang akan berlaku hingga 30 September 2020 itu diserahkan kepada Trump setelah Senat menyetujui drafnya. Akhir pekan ini menjadi batas berakhirnya penyaluran pendanaan sementara bagi Pemerintah AS.

Beberapa bagian dalam paket anggaran tersebut adalah alokasi dana sebesar US$738 miliar untuk aktivitas militer di bawah Pentagon—lebih tinggi US$22 miliar dibandingkan tahun lalu; investasi untuk sejumlah program domestik seperti pemberian nutrisi anak, hibah dana kuliah, riset terkait kekerasan dengan senjata api, serta program rumah murah; pendanaan program Space Force; peningkatan batas bawah usia pembeli produk tembakau menjadi 21 tahun; dan upaya penolakan atas beberapa pajak yang terkait dengan pendanaan asuransi kesehatan subsidi yang dikenal dengan Obamacare.

Pada periode yang sama tahun lalu, Pemerintah AS terpaksa mengalami government shutdown setelah terjadi kebuntuan atas pembahasan anggaran pemerintah. Penutupan pemerintah berlangsung selama 35 hari, yang merupakan rekor terlama.

Nilai paket anggaran kali ini, yang mencakup program-program diskresi di luar pendanaan wajib seperti benefit pensiun dari program Social Security, lebih besar dibandingkan paket serupa pada tahun lalu, yang sebesar US$1,36 triliun.

Besaran anggaran yang lebih besar, bersama pemotongan pajak yang diberlakukan pada 2017, berkontribusi terhadap melebarnya defisit anggaran AS. Kantor Anggaran Kongres memperkirakan rata-rata defisit anggaran tahunan selama 10 tahun ke depan bisa mencapai US$1,2 triliun.

Secara keseluruhan, utang AS kini telah menembus US$23,1 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper