Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Diserang Teroris MIT, Polri Tidak Tambah Personel Satgas Tinombala

Ada lima orang teroris MIT yang menghujani peluru ke arah polisi dan warga yang baru saja selesai melakukan ibadah Salat Jumat di masjid. Sempat ada penyanderaan polisi dan warga oleh pelaku, namun tidak lama karena kelima pelaku langsung melarikan diri.
Prajurit melakukan penjagaan saat Operasi Tinombala 2016./Antara
Prajurit melakukan penjagaan saat Operasi Tinombala 2016./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Polri mengaku tidak akan menambah jumlah personil Satgas Tinombala kendati belum lama ini kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menewaskan anggota Brimob atas nama Bharatu Muhamad Saepul.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengimbau agar Satgas Tinombala meningkatkan kewaspadaan, setelah terjadinya serangan kelompok teroris MIT pada Jumat 13 Desember 2019 kemarin di salah satu masjid di Desa Salubanga Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Ada lima orang teroris MIT yang menghujani peluru ke arah polisi dan warga yang baru saja selesai melakukan ibadah Salat Jumat di masjid. Sempat ada penyanderaan polisi dan warga oleh pelaku, namun tidak lama karena kelima pelaku langsung melarikan diri.

“Untuk kekuatan Satgas Tinombala masih seperti kemarin ya, belum ada penambahan, tetapi hanya kewaspadaan saja yang ditingkatkan,” tuturnya, Senin (16/12).

Asep mengatakan bahwa Satgas Tinombala akan diperpanjang masa tugasnya yang akan berakhir pada Desember 2019. Menurut Asep, Tim Satgas Tinombala akan terus memburu kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang bersembunyi di hutan daerah Sulawesi Tengah.

“Sementara ini, masih menggunakan waktu yang ada ya, perpanjangan nanti kita lihat,” katanya.

Asep mengakui meskipun Tim Satgas Tinombala sudah melakukan penyekatan pada jalur setapak yang kerap dilalui kelompok teroris MIT, namun masih ada beberapa area yang luput penjagaan, sehingga teroris tersebut kembali beraksi.

“Jadi ada blankspot area yang sekali lagi secara geografis susah dijangkau,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper