Bisnis.com, JAKARTA - Polri mendadak menghentikan Operasi Tinombala meskipun para teroris dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora belum semuanya tertangkap.
Seperti diketahui, Satgas Tinombala kembali diterjunkan ke Sigi sejak Desember 2020 untuk menangkap anggota MIT yang menghabisi satu keluarga di wilayah Sulawesi Tengah itu.
Asisten Operasional (Asops) Kapolri Irjen Polisi Imam Sugianto tidak memberikan informasi lebih terperinci mengenai penghentian Operasi Tinombala itu. Dia hanya menjelaskan alasan penghentian operasi itu sudah dibeberkan dalam rapat pimpinan Polri 2021.
"Tidak ada lagi Operasi Tinombala," tuturnya, Rabu (17/2/2021).
Kendati demikian, menurut Imam, Polri tidak akan berhenti memburu kelompok teroris MIT Pimpinan Ali Kalora yang saat ini jumlahnya terus bertambah mencapai 33 anggota dari sebelumnya 14 anggota kelompok teroris MIT di Poso Sulawesi Tengah.
"Pengejaran masih tetap dilakukan, tetapi dengan nama yang berbeda. Bukan Operasi Tinombala lagi tetapi Madoga Raya namanya sekarang," katanya.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, pada akhir November 2020, Polri mengungkapkan 10 orang anggota teroris MIT melakukan penyerangan terhadap warga. Kelompok teroris pimpinan Ali Kalora itu, dengan membawa senjata api, membakar sekaligus membunuh empat warga Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Menanggapi insiden itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan bahwa pemerintah bakal menindak tegas kelompok teroris itu. Pemerintah pun kemduian memerintahkan aparat keamanan melalui Satgas Operasi Tinombala untuk melakukan pengejaran dan pengepungan terhadap para pelaku.
"Tegaskan kami akan mengambil langkah-langkah yang tegas dan sudah mengambil langkah-langkah yang tegas dan akan diteruskan secara lebih tegas lagi. Operasi ini dipimpin oleh Polri dalam tim atau satgas Tinombala," kata Mahfud dalam jumpa pers yang ditayangkan di kanal YouTube Kemenkopolhukan, Senin (29/11/2020).
Mahfud mengatakan bahwa peristiwa ini bukan perang suku apalagi perang agama. Dia menegaskan peristiwa ini dilakukan oleh kelompok kejahatan yang bernama MIT pimpinan Ali Kalora yang tidak bisa disebut mewakili agama tertentu.
"Ini sebenernya adalah upaya pihak-pihak tertentu untuk meneror dan menciptakan suasana yang tidak kondusif dengan tujuan menciptakan kekacauan yang bisa mengoyak persatuan dan memecah belah bangsa," ujarnya.