Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS-China: Trump Setujui Kesepakatan Fase Satu

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikatakan telah menyetujui soal kesepakatan perdagangan fase satu dengan China.
Presiden AS Donlad Trump./Reuters
Presiden AS Donlad Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikatakan telah menyetujui soal kesepakatan perdagangan fase satu dengan China.

Menurut sumber-sumber terkait, kesepakatan yang disampaikan kepada Trump oleh penasihat perdagangannya pada Kamis (12/12/2019) mencakup janji China untuk membeli lebih banyak barang-barang pertanian AS.

Para pejabat pemerintah juga membahas kemungkinan pengurangan tarif eksisting terhadap produk-produk asal China. Ketentuan-ketentuan mengenai hal ini disebut telah disepakati meskipun naskah berkekuatan hukumnya belum final. Sementara itu, seorang juru bicara Gedung Putih menolak mengomentari kabar tersebut.

“Pemerintah AS telah mendekati aliansinya di Capitol Hill dan di komunitas bisnis untuk mengeluarkan pernyataan dukungan begitu pengumuman itu dibuat,” ungkap sumber itu, seperti dilansir melalui Bloomberg.

“Sebelum bertemu penasihat perdagangannya, Trump berkomunikasi dengan anggota-anggota Business Roundtable, yang mewakili beberapa perusahaan terbesar di AS,” tambahnya.

Seiring dengan tumbuhnya optimisme atas adanya kesepakatan, bursa saham AS mencatatkan rekor pada perdagangan Kamis. Melalui akun Twitter miliknya, Trump mencuit bahwa AS dan China "SANGAT dekat" untuk menandatangani kesepakatan perdagangan yang signifikan.

"Mereka menginginkannya, dan kami juga!” tulis Trump.

Tim negosiator kedua negara telah berupaya keras menentukan ketentuan perjanjian fase satu setelah Trump, pada Oktober, mengumumkan bahwa AS-China telah mencapai kesepakatan yang dapat dituangkan di atas kertas.

Dengan tercapainya kesepakatan pokok antara AS-China, rencana pengenaan tarif baru terhadap impor China senilai sekitar US$160 miliar yang ditetapkan pada 15 Desember 2019 akan terhindari.

Selama perang dagang yang telah berlangsung dalam 20 bulan terakhir, pemerintah AS telah menambahkan tarif 25 persen untuk produk-produk China senilai sekitar US$250 miliar dan tarif 15 persen atas impor China senilai US$110 miliar.

Diskusi kedua belah pihak kini difokuskan pada pengurangan tarif sebanyak separuhnya, sebagai bagian dari perjanjian sementara yang diumumkan Trump hampir sembilan pekan lalu.

Selain peningkatan signifikan dalam pembelian produk pertanian oleh China sebagai imbalan atas keringanan tarif itu, para pejabat juga mengatakan kesepakatan tahap satu akan mencakup komitmen China untuk berupaya lebih intensif menghentikan pencurian kekayaan intelektual dan kesepakatan oleh kedua belah pihak untuk tidak memanipulasi mata uang masing-masing negara.

Tarif baru, yang dijadwalkan mulai berlaku pada Minggu (15/12/2019) pukul 12:01 waktu Washington kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pemerintah AS, akan memukul barang-barang konsumen dari China termasuk smartphone dan mainan.

Sebelum hari ini, penasihat Trump telah menyampaikan beragam sinyal dan menekankan bahwa Trump belum memutuskan langkah-langkah selanjutnya.

Pengumuman terkait kesepakatan antara AS dan China itu yang diperkirakan akan dibuat oleh Trump pada Kamis (12/12/2019) waktu setempat disambut kritik baik dari kubu Demokrat dan anggota partai Trump sendiri, Republik.

Dalam sebuah surat pada Kamis, anggota Partai Demokrat menuliskan kepada Trump bahwa negosiasi menandai "titik kritis" bagi AS untuk mengamankan konsesi tentang tantangan-tantangan struktural utama yang hanya akan menjadi lebih sulit untuk diatasi.

"Pemerintahan Anda [Trump] harus tetap kuat terhadap pemerintah China jika konsesi mendasar tidak dibuat,” kata Senator Chuck Schumer, Ron Wyden dan Sherrod Brown.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper