Bisnis.com, JAKARTA — Kawasan perkotaan makin besar dan padat. Adanya ruang terbuka hijau bisa memperkuat ketahanan kota dan membuat kota menjadi lebih menarik untuk ditinggali.
Kota-kota besar kini juga sudah makin menekankan ketersediaan taman dan ruang terbuka hijau dalam upaya untuk mengatasi tantangan lingkungan, meningkatkan kualitas hidup penduduk, dan mempersiapkan pertumbuhan di masa depan.
Salah satunya di dunia yang menjadi percontohan adalah London, yang menjadi kota taman nasional pertama di dunia lantaran berjanji untuk terus menambah ruang hijaunya, termasuk untuk di luar ruang dan untuk satwa liar.
"Infrastruktur hijau di London sudah sangat kuat, yang membuatnya sangat baik dijadikan percontohan untuk melihat bagaimana sebuah kota bisa meningkatkan keanekaragamannya, mengurangi karbon, dan menanam lebih banyak tanaman," ungkap Jessica Herman, Sustainability Executive JLL UK melalui laporan tertulisnya, dikutip Bisnis, Selasa (3/12/2019).
Harapannya di seluruh dunia akan ada 25 kota yang bisa menjadi kota taman nasional pada 2025 mendatang. Newcastle dan Glasgow saat ini sudah memulai kampanye kota hijaunya.
Director of Global Research JLL Jeremy Kelly menambahkan bahwa sebutan status sebagai kota taman nasional bisa mendorong penyebaran informasi yang lebih luar antarperkotaan untuk mengimplementasikan ukuran kota hijau.
Baca Juga
“Dengan upaya untuk meningkatkan kesadaran tersebut, akan meningkatkan kebutuhan masyarakat kota akan kota yang lebih hijau, sehingga umur suatu kota bisa lebih panjang," katanya.
Apabila penghijauan di perkotaan makin luas, diperkirakan bisa memperbaiki keragaman hayati perkotaan karena bisa menarik kehidupan satwa liar seperti burung dan serangga yang bisa menanggulangi masalah lingkungan seperti kualitas udara yang saat ini sudah memengaruhi kualitas hidup 90 persen populasi global.
"Dengan berbagai ancaman dari pemanasan global, pemerintah perkotaan di beberapa negara sudah banyak menekankan pengembangan infrastruktur hijau yang bisa mengurangi polusi dan memitigasi risiko terkait iklim seperti banjir," lanjut Herman.