Bisnis.com, JAKARTA — Persoalan izin acara reuni 212 sudah beres. Sempat dilarang, panitia menyelipkan agenda Maulid Nabi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan bahwa dua acara itu memang waktunya pas. Oleh karena itu, bisa dilakukan berbarengan.
“Saya kira itu satu hal yang sangat biasa saja. Apalagi diisi dengan kegiatan munajat, salawat, doa dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan seperti ini saya kira akan membawa dampak yang positif di masyarakat,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Fadli menjelaskan bahwa acara seperti ini mesti didukung. Di sisi lain dia belum menerima undangan acara.
“Kalau nanti diundang saya akan datang. [Undangan untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto] Saya tidak tahu,” jelasnya.
Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta seluruh umat muslim tidak mengikuti acara reuni 212.
Ketua pada Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, Cholil Nafis menilai acara tersebut bermuatan politis yang digerakkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan segelintir orang.
Menurutnya, aktivitas 212 itu juga identik dengan kasus hukum yang sempat menjerat eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.
“Ketika kita bicara Reuni 221 itu kan sarat dengan politis dan hukum ya. Kalau masalah hukumnya kan sudah selesai, orangnya juga sudah menjalani proses hukuman. Mari kita rekonsiliasi,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (26/11/2019).