Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sukmawati Disarankan Minta Maaf

Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyarankan agar Sukmawati Soekarnoputri menyampaikan permintaan maaf.
Sukmawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers terkait polemik puisi Ibu Indonesia, di Jakarta, Rabu (4/4/2018)./REUTERS-Beawiharta
Sukmawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers terkait polemik puisi Ibu Indonesia, di Jakarta, Rabu (4/4/2018)./REUTERS-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA - Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyarankan agar Sukmawati Soekarnoputri menyampaikan permintaan maaf atas tindakan membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.

"Ya jelas, harus minta maaf itu melukai. Maka saya pikir jiwa besar Bu Sukmawati (untuk minta maaf)," kata Gus Miftah di sela kegiatan "Santri Of The Year 2109" di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Tindakan tersebut menurut dia tidak hanya sekali terjadi, pernyataan kontroversial Sukmawati kali ini dicatat sudah yang ketiga kalinya.

"Karena tidak hanya sekali, ini sudah berulang kali, dari dulu, membandingkan adzan dengan kidung, tusuk konde dengan jilbab, dan sekarang membandingkan Nabi Muhammad dengan Soekarno," kata dia.

Padahal menurut Gus Miftah, Presiden Soekarno sendiri sangat menghormati sosok Nabi Muhammad, hal itu terlihat dari cara Presiden Soekarno berziarah ke makam Rasulullah.

"Padahal kita tahu Pak Karno itu orang yang sangat menghormati Nabi Muhammad. Pertama kali beliau ziarah ke Madinah, makam rasul, beliau datang merangkak, duduk, gitu. Jadi saya pikir Bu Sukmawati harus minta maaf," ucapnya menegaskan.

Gus Miftah menilai substansinya tetap saja sama meski Sukmawati mengklarifikasi bahwa pernyataannya telah dipotong dan menjadi aduan dugaan penistaan agama.

"Beliau mengatakan ini bahasa saya dipotong dan lain sebagainya, toh nyatanya semua rekaman sama kok, apalagi di era media bukti digitalnya ada," ujarnya.

Menurutnya tidak sepadan membandingkan Bung Karno dengan Nabi Muhammad, hal tersebut bahkan akan membuat persoalan jadi semakin panjang.

"Saya pikir tidak relevan, misalnya, membandingkan Al Quran dengan Pancasila atau Bung Karno dengan Nabi Muhammad, nanti kalau ada orang ayo kamu pilih Pancasila atau Al Quran, kalau orang milih Quran seolah anti-Pancasila, begitu sebaliknya," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper