Bisnis.com, JAKARTA - Situs Ratu Boko menjadi salah satu warisan budaya yang telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kini, Situs Ratu Boko yang terletak di Kompleks Situs Ratu Boko Jalan Raya Piyungan – Prambanan KM 2, Gatak, Bokoharjo, Sleman, jadi destinasi wajib kala mengunjungi Yogyakarta.
“Situs Ratu Boko menjadi primadona generasi milenial yang berburu sunset. Hal ini terlihat dari total kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara pada tahun 2018 sebanyak 306.338 wisatawan yang didominasi oleh anak muda. Mayoritas dari pengunjung datang di sore hari untuk berswafoto di gapura utama Situs Ratu Boko,” kata General Manager PT Taman Wisata Candi (TWC) Unit Ratu Boko Wiharjanto.
Jika dilihat dari etimologinya, situs purbakala Ratu Boko terletak 3 kilometer dari Candi Prambanan, atau berada di 18 Km sebelah timur Kota Yogyakarta dan 50 Km barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah. Dengan luas area 250.000 m2, candi ini memiliki lima gapura megah yang dipercaya sebagai sisa-sisa bangunan Keraton Ratu Boko.
Berangkat dari kepedulian untuk merawat bumi dan warisan sejarah tersebut, Bakti Lingkungan Djarum Foundation menyelenggarakan kegiatan Candi Sadar Lingkungan di Situs Ratu Boko dan Candi Ijo bersama ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di wilayah Yogyakarta. Pada kegiatan ini, ratusan mahasiswa tersebut menanam ribuan tanaman perdu dan juga semak berbunga.
Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji menuturkan, kegiatan Candi Darling merupakan bagian dari program Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang diinisiasi oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation. Gerakan Siap Darling mengajak generasi milenial untuk tak hanya sekedar peduli, namun terlibat langsung dalam melakukan aksi nyata, bergerak bersama-sama dan mengejar mimpi masa depan tanpa menambah jejak-jejak kerusakan pada bumi.
“Prakarsa Siap Darling melalui program Candi Darling merupakan langkah nyata dalam menggerakkan generasi milenial khususnya mahasiswa agar lebih peduli terhadap lingkungan. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan bangga dikarenakan mereka turut berperan serta menghijaukan situs-situs warisan sejarah bangsa Indonesia serta menularkan kebiasaan baik ini di masyarakat luas. Harapan jangka panjang adalah langkah ini akan menciptakan ekosistem lingkungan yang berkelanjutan,” ungkap FX Supanji.
Baca Juga
FX Supanji melanjutkan, melalui Candi Darling di Situs Ratu Boko dan juga Candi Ijo ini diharapkan bisa menciptakan kawasan situs sejarah yang teduh, asri dan semakin cantik sehingga bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di masa mendatang. Di lain sisi, kegiatan ini juga berupaya menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan sejarah bangsa Indonesia.
Penanaman serentak di Situs Ratu Boko dan Candi Ijo melibatkan tak kurang dari 250 mahasiswa yang berasal dari Universitas Sanata Dharma, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan beberapa universitas lainnya dengan menanam beragam jenis flora. Untuk Situs Ratu Boko, total tumbuhan yang ditanam sebanyak 1,350 tanaman perdu dan semak berbunga meliputi Bugenvil, Tanjung, Merak, Soka, dan Kepel. Sementara di Candi Ijo, flora yang ditanam ialah Soka, Ruellia, dan Melati dengan total keseluruhan sebanyak 1000 tanaman.
Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Dra. Tri Hartini memberikan apresiasi yang mendalam kepada Bakti Lingkungan Djarum Foundation atas aksi penghijauan dalam wujud nyata merawat situs-situs cagar budaya ini. Selain itu, gerakan ini juga diyakini memberikan pengaruh yang baik kepada generasi muda dan masyarakat luas.
“Selain akan mempercantik wilayah Situs Ratu Boko dan Candi Ijo, gerakan ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk semakin mencintai dan mempelajari warisan sejarah yang ada di Indonesia,” ungkap Tri Hartini.
Pada kegiatan Candi Sadar Lingkungan di Situs Ratu Boko & Candi Ijo ini, Bakti Lingkungan Djarum Foundation juga menggandeng musisi peduli lingkungan, Kunto Aji untuk menanam di kawasan situs sejarah Ratu Boko. Pelantun Rehat ini sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan Candi Sadar Lingkungan karena banyak memberikan dampak positif bagi generasi muda.
"Kegiatan menghijaukan candi ini sangat unik karena biasanya kita melakukan penghijauan di area-area gersang bukan di lokasi wisata. Dengan kegiatan ini kita menekankan bahwa merawat peninggalan bersejarah itu sangat penting karena bumi ini milik kita dan sudah sepantasnya kita pula yang menjaga. Saya juga sudah tidak sabar menyapa Darling Squad yang memiliki kepedulian yang sama,” ujar Kunto Aji.
Tak hanya mempercantik situs sejarah, kegiatan ini juga diperkaya dengan workshop bertema “Pilah Sampah Jadi Berkah” yang membahas pemilahan sampah dalam kehidupan sehari-hari kepada para mahasiswa yang hadir. Dengan demikian, mahasiswa akan semakin teredukasi bahwa sampah masih memiliki nilai ekonomis dan bisa dipergunakan kembali.
Sampai saat ini, program Candi Sadar Lingkungan telah merampungkan penghijauan di 4 candi DIY dan Jawa Tengah di kawasan Candi Prambanan yakni Candi Roro Jonggrang, Candi Sewu, Candi Bubrah serta Candi Lumbung diikuti dengan situs warisan sejarah Benteng Van den Bosch di Ngawi, Jawa Timur. Dalam cakupan yang lebih luas, program Siap Darling telah merencanakan gerakan penghijauan candi-candi lainnya di seluruh Indonesia. Program ini ditargetkan rampung pada 2025. Untuk itu, Siap Darling membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dan bergabung sebagai Darling Squad untuk bergerak bersama-sama menularkan kebiasaan penghijauan demi bumi yang lebih asri.