Bisnis.com, JAKARTA—Sebuah bom mobil meledak dan menewaskan 12 orang serta melukai 30 lainnya, Sabtu, di pasar kota perbatasan Suriah yang direbut pasukan dukungan Turki bulan lalu.
Ankara menyalahkan milisi YPG Kurdi berada di balik aksi bom mobil itu. YPG Kurdi selama ini menjadi target serangan militer Turki.
Lembaga swadaya masyarakat Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pejuang pro-Turki dan warga sipil termasuk di antara yang tewas dan terluka di Tel Abyad.
Kantor berita Anadolu melaporkan 13 tewas setelah "kendaraan bermuatan bom" meledak.
Tel Abyad adalah salah satu dari dua kota perbatasan utama tempat pertempuran terberat terjadi ketika Ankara melancarkan serangan pada 9 Oktober melawan YPG Kurdi Suriah yang mengundang kecaman internasional.
YPG telah bertahun-tahun bersekutu dengan Amerika Serikat dalam perang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Ledakan itu terjadi setelah Suriah timur laut dalam dua minggu relatif tenang. Ledakan terjadi sehari setelah pasukan Turki dan Rusia mulai berpatroli bersama di bawah kesepakatan antara kedua negara yang mengusir YPG keluar dari perbatasan Turki.
Sementara itu Moskow menyatakan YPG telah mundur setidaknya 30 km (18 mil) dari perbatasan berdasarkan kesepakatan itu. Akan tetapi Ankara bersikap skeptis dan kemungkinan akan melakukan serangan baru jika para milisi yang dinilainya sebagai kelompok teroris tetap ada.
"Kami mengutuk serangan tidak manusiawi dari teroris berdarah YPG yang menyerang warga sipil Tel Abyad. Mereka kembali ke rumah dan tanah mereka sebagai hasil dari perjanjian damai," kata kementerian pertahanan Turki di Twitter seperti dikutip Reuters, Minggu (3/11/2019).
Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin juga menuding YPG sebagai pelaku ledakan itu.
Akan tetapi, seorang juru bicara Pasukan Demokrat Suriah, yang merupakan bagian dari YPG, tidak bersedia memberi komentar.