Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kesepakatan Brexit dari Perdana Menteri Boris Johnson akan mempersulit Inggris untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS setelah negara itu meninggalkan Uni Eropa.
Dalam sebuah wawancara dengan Pemimpin Partai Brexit Nigel Farage di LBC Radio, Trump mengatakan kedua negara dapat 'melakukan hal yang jauh lebih besar' jika Johnson membuat terobosan lebih halus dengan Uni Eropa.
"Kami ingin melakukan perdagangan dengan Inggris dan mereka ingin melakukan perdagangan dengan kami," ujar Trump dikutip dari Bloomberg, Jumat (1/11/2019).
"Di bawah aspek-aspek tertentu dari kesepakatan yang tidak dapat Anda lakukan, Anda tidak dapat berdagang, kami tidak dapat membuat kesepakatan dagang dengan Inggris. Dengan cara tertentu kami dihalangi, [hal] yang memang konyol," lanjut Trump.
Peringatan Trump mengisyaratkan bahkan jika Johnson akhirnya berhasil melewati Brexit, hal itu tidak akan semudah yang diharapkan untuk mendapatkan kesepakatan perdagangan 'fantastis' dengan AS.
Sebelumnya, Trump pernah menjanjikan kesepakatan dagang besar pada Inggris pasca-Brexit saat bertemu PM Johnson pada Agustus lalu.
Sementara itu, menanggapi komentar Trump, Menteri Perumahan, Kemasyarakatan, dan Pemerintah Daerah Inggris Robert Jenrick mengatakan bahwa pihaknya memiliki pandangan yang berbeda dengan penilaian Trump.
Jenrick mengatakan kepada radio BBC bahwa kesepakatan Brexit memungkinkan Inggris untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan ekonomi di seluruh dunia. "Termasuk Amerika Serikat," kata Jenrick.
Adapun PM Johnson menegosiasikan kembali rencana untuk keluar dari Uni Eropa dan berusaha untuk memenangkan pemilihan pada 12 Desember mendatang dengan cukup meyakinkan sehingga Parlemen akhirnya menyetujui kesepakatan Brexit-nya.
Tentang Partai Brexit
Menurut wikipedia, Partai Brexit atau The Brexit Party adalah partai politik Eroskeptis di Britania Raya yang didirikan pada Januari 2019. Saat ini Partai Brexit dipimpin oleh Nigel Farage.
Partai Brexit memiliki 29 Anggota Parlemen Eropa (MEP) dan empat Anggota Majelis Nasional Wales. Kemenangan pemilu pertama Partai Brexit dicapai saat meraih suara nasional terbanyak pada pemilihan umum Parlemen Eropa di Britania Raya 2019, empat bulan setelah pendirian partai.
Didirikan oleh Catherine Blaiklock, Partai Brexit mengkampanyekan keluarnya Britania dari Uni Eropa (UE) agar Britania dapat berdagang dalam persyaratan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang digambarkan sebagai "Brexit yang bersih".
Secara umum digambarkan sebagai partai populis, partai ini menarik dukungan dari mereka yang frustrasi dengan tidak dilaksanakannya keputusan referendum 2016 dan ingin meninggalkan UE tanpa tetap menjadi bagian dari Pasar Tunggal Eropa atau Uni Pabean Uni Eropa.
Banyak pendukung Partai Brexit yang sebelumnya berasal dari Partai Kemerdekaan Britania Raya (UKIP).