Kepentingan Partai
Jika menengok kekuatan parpol pendukung pemerintah di DPR, sekilas kebijakan eksekutif bakal mulus-mulus saja di Senayan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan memiliki 427 kursi atau 74,26% dari total bangku DPR.
Meski demikian, Manajer Riset Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Badi’ul Hadi berpendapat komposisi tersebut tidak otomatis memuluskan menteri non-parpol seperti Nadiem. Setiap partai, kata dia, memiliki kepentingan yang tidak lantas luruh karena kesamaan koalisi.
“Menteri-menteri muda yang secara politik tidak terlalu kuat ini pasti ketika berbicara pengelolaan APBN akan bermasalah di dewan. Ini tidak semudah yang dibayangkan menteri-menteri muda itu,” ujarnya.
Tak hanya politik, keraguan membayangi ketika Nadiem bakal menjadi seorang birokrat. Dia akan mengurusi dunia pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi.
Khusus untuk perguruan tinggi negeri (PTN), Nadiem malah membawahi langsung. Dia berkuasa memilih rektor PTN yang kerap beraroma politis pula. Di 11 PTN berstatus badan hukum (PTN-BH), Mendikbud memiliki 35% suara dalam pemilihan rektor lewat majelis wali amanat (MWA).
“Jadi Nadiem harus berhadapan tak hanya dengan guru SD, tapi juga profesor,” ucap August Mellaz.