Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBOC Tambah Likuiditas Menjelang Lonjakan Pembayaran Pajak

Menurut pernyataan yang dilansir melalui Bloomberg, PBOC menyuntikkan dana bersih sebesar 250 miliar yuan atau senilai US$35 miliar melalui perjanjian seven-day reverse repurchase (reverse repo), pada Selasa (22/10/2019).
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Sentral China (PBOC) menggunakan operasi pasar terbuka untuk menyuntikkan uang tunai dengan jumlah terbesar ke dalam sistem perbankan sejak Mei, menyusul pembayaran pajak perusahaan mendatang yang akan memperketat kondisi likuiditas.

Menurut pernyataan yang dilansir melalui Bloomberg, PBOC menyuntikkan dana bersih sebesar 250 miliar yuan atau senilai US$35 miliar melalui perjanjian seven-day reverse repurchase (reverse repo), pada Selasa (22/10/2019).

Menurut data PBOC, tidak ada fasilitas pinjaman yang akan jatuh tempo pada hari yang sama, dan bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada 2,55%. Imbal hasil obligasi 10 tahun China sedikit berubah menjadi 3,22%.

Langkah ini diambil bank sentral untuk menyempurnakan kondisi likuiditas antar bank sambil menjaga pengaturan kebijakan moneter yang lebih luas dan stabil.

PBOC juga berusaha untuk menjaga pertumbuhan kredit tepat pada jalurnya serta menghindari penumpukan utang di tengah ekonomi yang melambat.

Kebijakan ini dilakukan sebelum batas waktu 24 Oktober bagi perusahaan untuk membayar pajak, yang biasanya meningkatkan permintaan uang tunai dan mengetatkan likuiditas.

PBOC menyuntikkan dana bersih sebesar 490 miliar yuan selama empat hari berturut-turut hingga 25 Oktober 2018. Mereka juga menyalurkan dana 200 miliar yuan ke dalam sistem keuangan pekan lalu.

"Langkah ini dilakukan bertepatan dengan periode pembayaran pajak, tetapi sebagian besar alasan sebenarnya adalah bahwa China ingin memastikan ada banyak likuiditas dalam sistem," kata Gerry Alfonso, Direktur Eksekutif Departemen Bisnis Internasional di Shenwan Hongyuan Group Co, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (22/10/2019).

Dia menambahkan, di tengah kondisi ekonomi yang pasang surut, bank sentral ingin menenangkan pasar dan mereka mengambil cara yang paling halus.

Laporan pada Senin (21/10/2019), menunjukkan bahwa obligasi pemerintah mengalami penurnan dan pengukur yang digunakan trader untuk memantau pengetatan likuiditas melonjak ke level tertinggi sejak Mei.

Investor menjadi berhati-hati setelah bank-bank lokal secara tak terduga mempertahankan suku bunga dasar untuk pinjaman korporasi menjadi tidak berubah.

Sebuah laporan lokal mengatakan kemungkinan China membatasi penjualan dana obligasi juga telah meredam sentimen.

Para pembuat kebijakan China sedang mempersiapkan dua pertemuan utama dalam beberapa pekan mendatang untuk membahas kondisi ekonomi setelah bukti baru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat di bawah 6%.

Gubernur PBOC Yi Gang menanggapi data produk domestik bruto pekan lalu bukan tanpa mengisyaratkan stimulus yang jauh lebih besar ke dalam pipeline, tetapi dengan mengingatkan investor bahwa fokus China tetap pada menjaga beban utang yang besar di bawah kendali.

"PBOC menginginkan kebijakan moneter yang tidak terlalu ketat atau terlalu longgar," kata Larry Hu, Kepala Ekonom China di Macquarie Securities Ltd., Hong Kong.

Melambatnya ekonomi membatasi ruang bagi para pejabat untuk mengetatkan kebijakan, sedangkan kenaikan inflasi berarti mereka tidak dapat terlalu banyak melakukan pelonggaran.

“Tetapi pada akhir kuartal ini, PBOC akan mengambil posisi yang lebih longgar untuk membantu perekonomian dan suku bunga dasar pinjaman akan terus turun. Imbal hasil obligasi pemerintah akan memiliki ruang untuk turun," kata Hu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper