Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Calon Menhan, Begini Karier Prabowo dari Militer Hingga Politik

Presiden Joko Widodo bertemu dengan mantan seterunya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Senin (21/10/2019). Dia mengaku diminta untuk mengurus bidang pertahanan oleh Jokowi.
Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusuma Wardhani
Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusuma Wardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo bertemu dengan mantan seterunya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Senin (21/10/2019). Dia mengaku diminta untuk mengurus bidang pertahanan oleh Jokowi.

Prabowo datang ke Istana bersama dengan Edhy Prabowo. Dia menyebut bahwa dirinya diminta untuk memperkuat kabinet baru Jokowi-Maa'ruf Amin.

Nama Prabowo dikenal sudah cukup lama, mulai dari jabatannya sebagai Mantan Danjen Kopassus, Panglima Kostrad, salah satu pendiri Detasemen Penanggulangan Teror 81 (Gultor) bersama Luhut Binsar Pandjaitan, hingga Ketua Umum Partai Gerindra.

Pria kelahiran 17 Oktober 1952 ini mengawali kariernya di militer. Dua tahun setelah lulus Akademi Militer Nasional pada Tahun 1974, dia bergabung dengan Kopassus. Kariernya melejit hingga memimpin satuan ini pada 1996-1998.

Di tahun 1998 dia ditunjuk menjadi Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) pada 1998. Prabowo tak lama duduk di jabatan itu, dan digeser sebagai komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung.

Kemudian dari situ Prabowo berhenti dari karier militernya. Dia pun beralih menjadi seorang pebisnis setelah meninggalkan Indonesia dan pergi ke Yordania serta Jerman.

Di sana dia menekuni bisnis bersama adiknya Hasyim Djojohadikusumo. Dia tercatat memiliki PT Kiani Kertas atau PT Kertas Nusantara, PT Tidar Kelinci Agung, PT Tanjung Redeb Hutani, dan PT Batubara Nusantara Coal.

Setelah menekuni karier di dunia bisnis, pada 2004 Prabowo pun memasuki kancah perpolitikan nasional. Dia mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar lewat Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan, kalah oleh pesaingnya Wiranto.

Prabowo kembali melanjutkan karier politiknya dengan mendirikan Partai Gerindra pada 2008 silam dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina. Setahun setelahnya dia kembali meramaikan kontestasi Pemilihan Presiden sebagai cawapres pasangan dari Megawati Soekarnoputri. Pasangan Megawati-Prabowo gagal dalam Pilpres 2009.

Lima tahun setelahnya Prabowo kembali ikut sebagai peserta Pemilihan Presiden berpasangan dengan Hatta Radjasa pada 2014. Namun, dia kalah dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Prabowo kembali mencoba peruntungannya di 2019 dan berpasangan dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno melawan seteru lamanya Jokowi yang kali ini berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Prabowo kembali kalah.

Setelah kalah, Prabowo santer diisukan merapat ke barisan koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin. Sinyal itu kian kuat setelah keduanya bertemu di Istana.

Kontroversi

Prabowo juga dianggap sebagai salah satu sosok yang cukup kontroversial. Salah satunya terkait dengan jabatan sebagai Pangkostrad.

Dia disebut-sebut terlibat dalam penculikan aktivis reformasi pada 1998 silam. Dia juga sempat diisukan diberhentikan oleh BJ Habibie sebagai Pangkostrad lantaran tak mampu mengetahui aktivitas bawahannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper