Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa evakuasi warga sipil dari Rafah akan memakan waktu setidaknya 10 hari.
Pejabat senior yang tidak disebutkan namanya itu menyatakan bahwa segala sesuatunya bisa berjalan lebih cepat jika warga sipil dibawa ke Mesir, meskipun Kairo menentang tindakan tersebut.
Israel menyatakan bahwa pihaknya menyiapkan rencana untuk melindungi dan mengevakuasi warga sipil sebelum operasi militer yang akan dilakukannya di Rafah.
Melansir TASS, para analis sebelumnya memprediksi bahwa evakuasi warga sipil dari Rafah bisa memakan waktu selama berpekan-pekan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan sebelumnya bahwa akan tetap melancarkan serangan darat ke Rafah, terlepas dari keberhasilan perundingan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera di Gaza.
Israel menunggu jawaban atas tawaran gencatan senjata terbarunya, dan belum mengirim delegasi ke Kairo, Mesir untuk kesepakatan pembebasan sandera dan pembicaraan gencatan senjata.
Baca Juga
Delegasi Israel diperkirakan akan mengunjungi Kairo untuk melanjutkan pembicaraan mengenai pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu, saat ini Hamas menyatakan sedang mempertimbangkan proposal baru Mesir mengenai pembebasan sandera.
Adapun Israel dengan tawaran terbarunya dilaporkan mencakup jeda pertempuran atau gencatan senjata sementara selama 40 hari.
Selain itu, juga pembebasan hampir 1000 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel.