Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fadjroel Rachman, dari Aktivis hingga Komisaris BUMN

Pria yang dikenal sebagai aktivis ini mengenakan kemeja putih. Dirinya mengaku siap bila diminta Jokowi untuk menjadi pembantunya di pemerintahan.
Fadjroel Rahman seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusuma Wardhani
Fadjroel Rahman seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusuma Wardhani

Bisnis.com, JAKARTA-- Fadjroel Rachman dipanggil Presiden Joko Widodo pada Senin (21/10/2019) ke Istana Negara.

Pria yang dikenal sebagai aktivis ini mengenakan kemeja putih. Dirinya mengaku siap bila diminta Jokowi untuk menjadi pembantunya di pemerintahan.

"Saya mengatakan kepada Pak Jokowi bahwa saya bersedia menerima apapun yang dipeintahkan kepada saya untuk membantu beliau dan untuk negara ini," jelasnya.

Fadjroel sendiri erat dikenal sebagai aktivis. Lelaki kelahira 17 Januari 1964 ini mengenyam pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung Jurusan Kimia.

Dia melanjutkan pendidikan dengan mengambil Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Magister Hukum (Ekonomi) di Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Fadjroel juga mendapat gelar Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia dengan fokus komunikasi politik.

Semasa mudanya, Fadjroel banyak berkiprah dalam aktifitas gerakan mahasiswa Di ITB, aktif dalam kegiatan sastra, pers, kebudayaan, dan kelompok studi.

Dia tercatat pernah tergabung dalam Grup Apresiasi Sastra (GAS), Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyakatan (PSIK), Kodim Sabtu (Kelompok Diskusi Mahasiswa Sabtu), Badan Koordinasi Unit Aktivitas (BKUA) ITB, Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM) ITB, Majalah Ganesha ITB, serta Kelompok Sepuluh Bandung.

Fadjroel juga sempat sempat merasakan jeruji besi di era pemerintahan Soeharto. Dia mendekam di ruang tahanan Bakorstranasda selama satu tahun sebelum akhirnya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.

Dia terlibat menuntut penurunan Soeharto dan menjadi tahanan politik. Dia juga sempat berpindah-pindah di enam penjara termasuk Sukamiskin dan Nusakambangan.

Fadjroel dikenal kritis semasa pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia juga sempat menggygat aturan Calon Presiden Independen ke Mahkamah Konstitusi pada 2009 silam.

Pada Pemilu 2014 Fadjroel mennjadi relawan Jokowi. Setahun setelah Jokowi memimpin di periode pertamanya, Fadjroel menajbat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. sejak 22 September 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper