Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) bersiap menarik sekitar 1.000 tentara dari Suriah bagian utara setelah mengetahui bahwa Turki berencana untuk memperpanjang serangan militernya terhadap milisi Kurdi lebih jauh ke selatan daripada yang direncanakan sebelumnya.
Pertimbangan lain dari keputusan Menteri Pertahanan AS Mark Esper itu mengindikasikan bahwa Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang merupakan sekutu AS pimpinan etnis Kurdi akan membuat kesepakatan dengan Rusia dan Suriah untuk melawan serangan Turki.
Tentara Suriah akan bergerak di sepanjang perbatasan dengan Turki berdasarkan perjanjian dengan pemerintahan yang dipimpin suku Kurdi di Suriah utara.
Tujuannya untuk membantu mengusir serangan Turki, menurut pemerintah yang dipimpin etnis Kurdi seperti dikutip Reuters, Senin (14/10/2019).
Pengerahan paskan itu akan membantu SDF dalam melawan agresi tersebut dan membebaskan daerah-daerah yang telah dimasuki tentara Turki dan tentara bayaran," katanya merujuk pada pemberontak Suriah yang didukung Turki.
Baca Juga
Pejuang pemberontak Suriah yang didukung Turki terlihat menggunakan kendaraan militer di kota Tal Abyad, Suriah 13 Oktober 2019./Reuters
Pengerahan pasukan itu juga akan memungkinkan pembebasan kota-kota Suriah lainnya yang diduduki oleh Tentara Turki seperti Afrin.
Selain itu, pengerahan tentara Suriah juga menunjukkan kegagalan kebijakan Barat dengan membiarkan pemerintah Suriah yang didukung Iran di bawah Presiden Bashar al-Assad.
Al-Assad telah merebut kembali wilayah yang hilang selama perang saudara selama lebih dari delapan tahun akibat pemberontakan yang berusaha mengakhiri kekuasaannya.
Sebelumnya Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan serangan itu akan membentang dari Kobani di barat ke Hasaka di timur dan meluas 30 km (19 mil) ke wilayah Suriah. Hal itu sejalan dengan peta zona aman yang telah dinyatakan sebelumnya.