Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa produsen barang konsumen multinasional Unilever berkomitmen untuk mengurangi separuh penggunaan plastik baru yang dihasilkannya pada tahun 2025.
Langkah tersebut diambil di tengah pergulatan industri barang konsumen menghadapi kritik terhadap perbaikan lingkungan dari limbah kemasan.
Dilansir dari Bloomberg (Senin, 7/10/2019), produsen sabun Dove dan es krim Ben & Jerry ini menyatakan akan mengurangi penggunaan plastik secara keseluruhan hingga sebesar 100.000 ton per tahun serta meningkatkan upaya daur ulang untuk mencapai tujuan ini.
Perusahaan juga berkomitmen membantu mengumpulkan dan memproses lebih banyak kemasan plastik ketimbang yang dijualnya. Jejak kemasan plastik Unilever saat ini mencapai sekitar 700.000 ton setiap tahun.
“Cara kami akan mengurangi plastik baru separuhnya adalah pertama melalui pengurangan absolut dalam jumlah plastik yang kami gunakan, dan ini akan membutuhkan kemampuan inovatif terbaik kami untuk muncul dengan berbagai format kemasan,” terang CEO Unilever Alan Jope kepada CNBC.
Perusahaan, lanjut Jope, akan menggunakan lebih banyak bahan-bahan daur ulang. Dengan langkah ini, perusahaan berharap dapat meningkatkan berlanjutnya pengembangan dari sistem bisnis bahan daur ulang.
“Kami harus mengalihkan produk-produk yang saat ini dibuat dari plastik baru menjadi bahan lebih ringan yang menggunakan lebih banyak plastik daur ulang,” tambahnya.
Perusahaan-perusahaan makanan dan minuman menghadapi meningkatnya tekanan dari pembeli dan kelompok lingkungan seperti Greenpeace untuk membatasi penggunaan plastik karena banyak dari bahan ini telah mencemari lautan.
Nestle SA telah meluncurkan kertas pembungkus dan berjanji untuk membuat semua kemasannya dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada tahun 2025.
Unilever sebelumnya telah membuat komitmen serupa. Perusahaan mengatakan tengah mencari cara menguji cara-cara baru mengurangi plastik dalam wadah untuk produk-produk seperti deterjen dan sampo.