Bisnis.com, JAKARTA - Peralihan kekuasaan di Istana Wakil Presiden makin mendekati hari H.
Pada 20 Oktober 2019, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin akan disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Dengan pelantikan ini, maka secara otomatis Jusuf Kalla (JK) akan demisioner sebagai Wakil Presiden 2014-2019.
Untuk memuluskan peralihan kekuasaan ini, Jusuf Kalla kembali mengundang Ma'ruf Amin ke kompleks Istana Wakil Presiden pada hari ini Jumat (4/10/2019).
Undangan kedua bagi Ma'ruf ke Istana Wakil Presiden setelah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu ditetapkan sebagai Wakil Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada akhir Mei 2019.
"Saya diundang Pak JK untuk salat Jumat di sini, diperkenalkan stafnya semua, personel-personel di wapres, deputi-deputi dan semua jajarannya, dan diajak makan siang," kata Ma'ruf.
Dalam pertemuan itu, Ma'ruf mengenakan sarung. Dia menyebut bahwa dirinya ke Istana Wakil Presiden untuk mendiskusikan masalah yang harus diselesaikan oleh Wakil Presiden.
"Ada beberapa masalah yang harus dilanjutkan. Take over dari beliau ke saya," katanya.
Jika Ma’ruf bersarung, maka Jusuf Kalla mengenakan batik lengan panjang. Menurut Jusuf Kalla sejumlah persoalan besar masih harus diselesaikan Ma'ruf. Permasalahan itu meliputi masalah koordinasi penangan bencana terutama di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat, pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia hingga koordinasi program dengan sejumlah kementerian.
"Juga sharing pengalaman-pengalaman," kata Jusuf Kalla.
Ma'ruf memastikan dirinya siap diambil sumpah untuk ditetapkan sebagai Wakil Presiden. Tidak ada persiapan khusus menjelang pelantikan.
"Seperti biasa saja. Siap untuk dilantik begitu saja. Kan tidak ada persiapan," tambah Ma’ruf.
KPU menjadwalkan pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Minggu (20/10/2019). Keduanya akan dilantik dihadapan anggota Majelis Permusyawarahan Rakyat (MPR).
