Bisnis.com, JAKARTA – Insiden tembakan peluru tajam yang menembus tubuh seorang remaja berusia 18 tahun dalam aksi protes di Hong Kong pada Selasa (1/10/2019) menyulut kecaman pemerintah Inggris.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan penggunaan amunisi langsung oleh pihak berwenang di Hong Kong merupakan tindakan yang tidak proporsional dan hanya berisiko memperburuk situasi.
“Insiden ini menggarisbawahi perlunya dialog yang konstruktif untuk mengatasi masalah legitimasi masyarakat Hong Kong,” ujar Raab dalam sebuah pernyataan melalui surel.
“Kita perlu melihat upaya pengendalian dan de-eskalasi baik dari pihak demonstran maupun otoritas Hong Kong,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg (Rabu, 2/10/2019).
Ini adalah respons terbaru yang disampaikan pemerintah Inggris tentang Hong Kong. Komentar-komentar sebelumnya oleh pemerintah Inggris tentang kerusuhan di bekas koloninya itu memicu reaksi tak menggembirakan dari Beijing.
Polisi Hong Kong dilaporkan menembak remaja tersebut di tengah aksi unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung pada Selasa (1/10). Ini menjadi insiden pertama kali seorang demonstran terkena amunisi langsung dari pihak polisi.
Cable TV mengabarkan bahwa peluru yang bersarang di tubuh remaja itu telah dikeluarkan dalam suatu tindak operasi. Ia diperkirakan akan selamat meskipun masih dalam kondisi kritis.
Sementara itu, komisaris polisi Hong Kong Stephen Lo menggambarkan insiden tersebut sebagai tindakan yang "masuk akal" dan "sah secara hukum". Menurutnya, nyawa petugas yang mengeluarkan senjata dan rekan-rekannya saat itu terancam serius.
Peristiwa itu, tuturnya, terjadi ketika seorang petugas didorong ke tanah dan rekan-rekan yang berusaha membantunya diserang oleh para pengunjuk rasa dengan batu bata dan tiang tajam. Pihak polisi sempat mengeluarkan beberapa tembakan peringatan.
“Keputusan sepersekian detik oleh petugas yang bersangkutan adalah keputusan terbaik dalam situasi tersebut,” tegas Lo.
“Saya tekankan kepada para pendemo, jika kalian benar-benar memiliki cita-cita luhur untuk kebaikan Hong Kong, maka kalian harus tenang dan memberikan ruang kepada masyarakat untuk melakukannya. Kalian juga harus mempertimbangkan apakah kekerasan tanpa akhir harus digunakan untuk mencapai tuntutan-tuntutan kalian,” lanjut Lo.
Sebuah video singkat yang dirilis oleh Campus TV, stasiun televisi serikat mahasiswa University of Hong Kong, sebelumnya memperlihatkan seorang petugas polisi menembak seorang pengunjuk rasa di dada setelah dipukul di lengan dengan sebuah tongkat.
Here's the moment that appears to show a live round being fired by Hong Kong police during clashes with protesters, according to a video provided by Campus TV.
— Bloomberg TicToc (@tictoc) October 1, 2019
Bloomberg was unable to independently confirm the details of the video.
:HKUSU Campus TV #HongKongProtests # pic.twitter.com/J3NhTWDQS4
Peristiwa ini terjadi dalam bentrokan antara sekelompok kecil pendemo berpakaian hitam dan polisi anti huru-hara yang bertopeng di daerah utara Tsuen Wan.
Menurut juru bicara Departemen Layanan Informasi Hong Kong, hingga pukul 6 petang waktu setempat pada Selasa (1/10), sebanyak 31 orang berusia 18 hingga 75 tahun telah dilarikan ke rumah sakit karena luka yang dialami, dua di antaranya dalam kondisi kritis dan satu orang dalam kondisi serius.