Bisnis.com, JAKARTA – Demo yang ditujukan untuk DPR menolak RKUHP dan RUU KPK berakhir ricuh dengan terdengar ledakan beruntun dari bawah flyover Slipi, Senin (309/9/2019) malam.
Massa yang telah dipukul mundur oleh polisi di Jalan Pejompongan mengarah ke Bendungan Hilir memberikan serangan secara terus-menerus menggunakan petasan dan kembang api ke arah polisi yang bertahan di atas flyover Slipi.
Polisi memberi balasan berupa tembakan gas air mata beruntun. Hal tersebut berjalan mulai pukul 18.30 hingga 18.59 WIB.
Serangan beruntun di antara kedua pihak sempat terhenti selama 8 menit, kemudian ricuh lagi setelah masyarakat menembakkan kembali petasan dan kembang api ke arah atas flyover Slipi, demikian ditulis Antara.
Hingga berita ini dibuat suara ledakan secara terus-menerus beruntun terdengar. Bisnis.com pun secara langsung mendengarkan dentuman demi dentuman hingga ke lokasi di depan Rumah Sakit Kanker Dharmais, RS Jantung Harapan Kita, serta mal Slipi Jaya.
Mata pun terasa perih akibat pengaruh gas air mata yang ditembakkan polisi untuk membubarkan aksi massa pendemo.
Sebelumnya, demo di jalan flyover Slipi berakhir ricuh pertama kali pada pukul 16.28 WIB. Para pendemo memulai serangan dengan melemparkan batu ke arah polisi.
Hal tersebut dibalas polisi dengan tembakan gas air mata beruntun sehingga memecah konsentrasi massa masuk ke jalan tol dalam kota yang mengarah ke Grogol dan Senayan.
Demo sempat terhenti, kemudian ricuh kembali pada pukul 17,55 WIB di Jalan menuju Pejompongan.
Seperti yang diketahui, dalam sepekan terakhir telah terjadi demo yang diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Mereka menuntut tujuh hal dengan tuntutan utama menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, dan RUU Ketenagakerjaan.
Selain itu, mereka mendesak UU KPK dan UU SDA dibatalkan serta disahkannya RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.