Bisnis.com, JAKARTA — Jabatan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 2014—2019 berakhir hari ini, Senin (30/9/2019). Masing-masing partai mencari pengganti.
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan bahwa pihaknya belum menentukan satu nama.
“Kita malam ini ada silaturahmi di rumah ketua umum [Zulkifli Hasan]. Semua anggota, 44 orang mungkin salah satu itu juga akan dibicarakan, soal komisi, fraksi. Untuk pimpinan, sendiri saya terserah bagimana nanti,” katanya saat dihubungi wartawan.
Yandri menjelaskan bahwa PAN memiliki nama-nama yang cukup kuat untuk mengisi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019—2024.
“Ada Ketua Umum Zulkifli Hasan karena Pak Hidayat [Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera] pernah jadi ketua MPR kemudian jadi wakil ketua. Terus Mulfachri [Harahap], ada Asman Abnur mantan menteri, ada Hanafi [Rais]. Tapi biasanya musyawarah mufakat tidak ada voting di PAN,” jelasnya.
Berdasarkan Revisi Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, pimpinan MPR sesuai dengan jumlah partai yang lolos di parlemen ditambah satu orang dari DPD.
Baca Juga
Regulasi ini berubah yang sebelumnya hanya empat dari partai dan satu DPD berdasarkan sistem paket. Ini berarti semua partai mendapat jatah di MPR.