Bisnis.com, JAKARTA - Hari Minggu, 29 September 2019, pukul 09.02.54 WIB, wilayah laut di sebelah utara Kabupaten Kepulauan Talaud diguncang gempabumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M 6,7 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 6,3. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 5,52 LU dan 126,6 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 166 km arah utara Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Propinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 97 km.
BMKG merilis, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng laut Filipina.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah laut di sebelah utara Kabupaten Kepulauan Talaud ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik (Thrust Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Melonguane-Talaud IV MMI ( Getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tahuna-Sangihe dan Siau III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu ) dan Bitung II-III MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 10.15 WIB, telah terjadi 3 kali gempabumi susulan (aftershock) dengan kekuatan M 3,7; M 4,2 dan M 4,5.