Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Desak Jerman Tingkatkan Upaya Penguatan Ekonomi

Ekonomi terbesar Eropa tersebut memiliki serangkaian masalah jangka panjang mulai dari infrastruktur, digitalisasi, hingga partisipasi perempuan dalam angkatan kerja yang dapat didukung dengan dana pemerintah.
Peserta berdiri di dekat logo Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rangkaian Pertemuan IMF  World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./Reuters-Johannes P. Christo
Peserta berdiri di dekat logo Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rangkaian Pertemuan IMF World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./Reuters-Johannes P. Christo

Bisnis.com, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) mendesak Jerman untuk segera meningkatkan investasi publik tanpa harus menunggu guncangan ekonomi menjadi kenyataan.

Ekonomi terbesar Eropa tersebut memiliki serangkaian masalah jangka panjang mulai dari infrastruktur, digitalisasi, hingga partisipasi perempuan dalam angkatan kerja yang dapat didukung dengan dana pemerintah.

"Jerman tidak memiliki utang yang membatasi ruang gerak untuk menghabiskan lebih banyak uang dan memberlakukan langkah fiskal serta strategi struktural yang baik," ujar Kepala Departemen IMF Eropa Poul Thomsen, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (11/9/2019).

Pemerintahan Kanselir Angela Merkel mendapat tekanan dalam beberapa bulan terakhir atas surplus anggarannya, yang oleh mitra dagang dianggap sebagai penghematan yang tidak perlu di tengah tantangan penurunan ekonomi zona euro.

Pada saat yang sama, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi telah berulang kali meminta negara-negara dengan kelebihan ruang fiskal untuk memanfaatkan kapasitasnya.

Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Selasa (10/9/2019), bahwa pemerintah akan tetap mempertahankan anggaran yang seimbang tahun depan tetapi siap untuk bertindak jika ekonomi Jerman dan Eropa menuju resesi.

Dia dan Merkel sejauh ini menolak desakan dari berbagai pihak agar Jerman meninggalkan strategi anggaran berimbang. Meski demikian Scholz sudah mulai mengubah nadanya dan menekankan bahwa ada kebutuhan investasi skala besar.

Menurut Thomsen, Jerman belum membutuhkan stimulus fiskal tetapi bukan berarti mereka tidak perlu mengejar proyek jangka panjang yang masuk akal.

"Negara-negara dengan beban utang tinggi seperti Italia harus terus meningkatkan keuangan publik dan tindakan seperti itu hanya boleh dihentikan jika terjadi penurunan tajam," katanya.

Kanselir Angle Merkel menolak untuk menanggapi desakan untuk menangkal krisis dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah dan mengatakan bahwa negaranya tidak ada kekurangan uang untuk investasi.

"Jerman tidak kekurangan uang. Kami memiliki ratusan ribu apartemen yang dapat dibangun, kami memiliki jalan, kami memiliki infrastruktur digital. Jadi, pertama-tama kami harus memastikan uang itu dihabiskan," ujar Merkel.

Ekonomi Jerman menyusut 0,1% pada kuartal kedua tahun ini dan banyak indikator yang menunjukkan bahwa kontraksi lebih lanjut akan terjadi pada kuartal ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper