Kabar24.com, SERANG - Gerakan Pemuda (GP) Ansor menggelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Angkatan VII di Pesantran asuhan Wapres Terpilih Ma'ruf Amin di Tanara, Serang, mulai Selasa (3/9/2019). Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Sirodj menyampaikan pesan empat hal penting bagi para peserta.
Sembari menyitir ayat suci Alquran, Said Aqil mengingatkan bahwa saat para mahluk akan diberi amanat oleh Tuhan, mereka menolaknya karena merasa tidak mampu, hingga akhirnya manusia menerima amanat itu.
"Ketika langit, bumi, tidak mampu menerima amanat, akhir manusia menerima [amanat]. Apa itu amanat?, yakni kalimatul haq," ujarnya pada acara Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Angkatan VII Gerakan Pemuda Ansor di Serang, Banten, Selasa (3/9/2019).
Dia mengatakan, kader pemimpin itu harus berani menerima amanat. Berani mengatakan, "ya", terhadap kebenaran, dan sebaliknya "tidak" untuk kebatilan, dan kedzoliman. Dalam situasi apa pun risiko apa pun, sampai kapan pun.
Untuk itu, Said mengingatkan empat hal penting yang harus dimiliki oleh kader pemimpin.
Pertama, berpikir dan bertindak proporsional dan profesional. Untuk itu, mereka harus dibekali ilmu yang cukup, dan dibutuhkan kecerdasan untuk itu. Oleh karena itu, pemuda harus berilmu.
Kedua, harus mampu membangun kerja sama dengan pihak mana pun, karena tugas besar tidak bisa dilakukan sendirian, harus lintasagama. Untuk menjaga ketertiban, hanya oleh polisi, atau tentara saja tak bisa, tetapi diperlukan penguatan struktur masyarakat.
Ketiga, kader Ansor harus menguasai tantangan era teknologi 4.o, yang mana eranya menuntut keterbukaan. Kini tidak ada lagi yang bisa ditutupi. Gerakan harus terang benderang, sportif, bukan bisik-bisik, dan rahasia.
Pemikiran pemimpin juga harus terbuka, selalu positif. Said berkisah ketika Nabi Muhammad didatangi tamu Kristen yang mempertanyakan banyak hal. Lalu turun ayat, yang pesannya bahwa dialog harus dibuka dari titik nol, untuk sama-sama mencari kebenaran.
Keempat, tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan lingkungannya. Jangan menggantungkan nasib pada orang lain, termasuk masa depan NU dan Ansor di tangan sendiri.