Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Dalami Kader Gerindra Korlap Aksi di Asrama Papua Surabaya

Insiden di asrama Papua Surabaya pada pekan lalu masih diselidiki Polri. Termasuk mendalami peran koordinator lapangan (korlap) dalam aksi tersebut yang disebut kader Partai Gerindra Tri Susanti.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa, Pelajar dan Masyarakat Papua (IMMAPA) Bali mengikuti aksi damai di kawasan Renon, Denpasar, Bali, Kamis (22/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menolak dan mengutuk keras serta meminta aparat menangkap pelaku aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah./Antara
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa, Pelajar dan Masyarakat Papua (IMMAPA) Bali mengikuti aksi damai di kawasan Renon, Denpasar, Bali, Kamis (22/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menolak dan mengutuk keras serta meminta aparat menangkap pelaku aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Insiden di asrama Papua Surabaya pada pekan lalu masih diselidiki Polri. Termasuk mendalami peran koordinator lapangan (korlap) dalam aksi tersebut yang disebut kader Partai Gerindra Tri Susanti.

"Kami masih lakukan pendalaman ya terhadap informasi itu," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra di kantornya, Jakarta Selatan pada Kamis (22/8/2019).

Santer dikabarkan Susi merupakan kader dari Fraksi Gerindra. Saat ini, DPP Gerindra pun sedang menginvestigasi kebenaran kabar tersebut.

Asep mengatakan, pihaknya masih menunggu penyelidikan yang dilakukan oleh Gerindra.

 "Sementara kami juga melihat reaksi partai, yang bersangkutan sedang melakukan investigasi," ucap dia.

Tri Susanti, menjadi perbincangan setelah namanya disebut sebagai salah satu korlap saat aksi massa di asrama mahasiswa Papua.

Nama Tri Susanti tercatat sebagai seorang calon anggota legislatif DPRD Surabaya dari Partai Gerindra mewakili daerah pemilihan 3 yang meliputi kecamatan Bulak, Gunung Anyar, Mulyorejo, Rungkut, Sukolilo, Tenggilis Mejoyo dan Wonocolo nomor urut delapan.

Susi sendiri telah meminta maaf kepada publik atas insiden yang terjadi saat pengepungan, khususnya soal teriakan salah satu oknum bernada rasialis.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu," ujar dia dikutip Antara.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper