Bisnis.com, JAKARTA - Kiai karismatik Maimun Zubair meninggal dunia Selasa pagi (6/8/2019) sekitar pukul 08.17 WIB atau pukul 04.17 waktu Makkah.
Mbah Moen, demikian sapaan almarhum, dikenal sebagai ulama yang memiliki catatan aktivitas di dunia politik.
Salah satu Mustasyar (Dewan Penasehat) PBNU ini juga menjadi Ketua Majelis Syariah PPP.
Sebagai ulama sekaligus politisi, Mbah Moen dikenal sebagai sosok yang gigih dan selalu memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.
Terkait nilai, Mbah Moen di antaranya memberikan wasiat tentang perlunya membuat orang “Pintar” menjadi orang yang “Benar”. Hal itu, ujarnya bisa dilakukan dengan adanya kejernihan hati dan keluasan jiwa.
Hal itu disampaikan Mbah Moen saat memberikan wejangan KH Maimoen Zubair dalam Haul PP. Denanyar Jombang, 28 Maret 2017, seperti ditulis AnsorJabarOnline mengutip situs suaraislam (28/3/2017).
Sembilan pesan dari Mbah Moen dalam bahasa Jawa diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Ora kabeh wong pinter kuwi bener
(Tidak semua “orang yang pintar/cerdas/intelektual” itu adalah orang yang “benar/lurus”)
2. Ora kabeh wong bener kuwi pinter
(Tidak semua orang yang “benar/lurus” adalah orang “pintar/cerdas/intelektual”)
3. Akeh wong pinter ning ora bener
(Banyak orang “pintar/cerdas/intelektual” tapi tidak “benar/lurus”)
4. Lan akeh wong bener senajan ora pinter
(Dan banyak “orang benar/lurus” meski pun dia tidak/bukan “orang pintar/cerdas/intelektual”)
5. Nanging tinimbang dadi wong pinter ning ora bener
(Namun, daripada jadi “orang pintar/cerdas/intekektual” tapi tidak “benar/lurus”)
6. Luwih becik dadi wong bener senajan ora pinter
(Lebih baik menjadi orang "benar/lurus" meskipun dia tidak “pintar/cerdas/intelektual)
7. Ono sing luwih prayoga yoiku dadi wong pinter sing tansah tumindak bener
(Ada yang lebih hebat/bagus, yaitu menjadi orang yang “pintar/cerdas/intelektual” yang selalu berbuat “benar/lurus”).
8. Minterno wong bener kuwi luwih gampang tinimbang mbenerake wong pinter
(Membuat “pintar/cerdas/intelektual” orang yang “benar/lurus” itu lebih mudah dari pada membuat “orang pintar/cerdas/intelektual” menjadi orang yang “benar/lurus”).
9. Mbenerake wong pinter, kuwi mbutuhke beninge ati, lan jembare dodho….!”
(Membuat orang “cerdas/pintar/intelektual” menjadi orang yang “benar/lurus”, itu membutuhkan kejernihan/kebeningan hati dan keluasan jiwa….!).