Bisnis.com, JAKARTA - Renault memangkas perkiraan pendapatan hingga akhir tahun 2019, menyusul turunnya laba semester pertama yang terpukul oleh melemahnya permintaan mobil dan jatuhnya pendapatan aliansi perushaan, Nissan, di tengah skandal Carlos Ghosn.
Dilansir Reuters, laba bersih produsen mobil asal Prancis tersebut merosot lebih dari 50 persen ke 970 juta euro (Rp15 triliun) pada semester pertama tahun 2019 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).
Sementara itu, pendapatan melemah 6,4 persen menjadi 28,05 miliar euro. Laba operasional juga turun 13,6 persen menjadi 1,654 miliar euro.
"Mengingat turunnya permintaan, perusahaan saat ini memperkirakan pendapatan 2019 mendekati capaian tahun lalu," menurut estimasi yang dirilis perusahaan, seperti dikutip Reuters.
Penurunan yang berbasis luas telah mengguncang sektor ini, mendorong penurunan proyeksi laba dan menambah tantangan bagi Renault dan Nissan, di tengah upaya memulihkan kondisi setelah diterpa skandal Ghosn.
Kinerja Renault juga tertekan oleh penurunan laba Nissan sebesar 826 juta euro. Nissan memangkas berencana memangkas 12.500 tenaga kerja secara global setelah jatuhnya pendapatan. Adapun kepemilikan Renault di Nissan mencapai 43,4 persen.
Menurut Renault, turunnya kinerja pada semester ini sebagian dipengaruhi oleh penurunan penjualan di di Prancis, serta Turki dan Argentina. Adapun penurunan pendapatan bisnis inti perusahaan turun 7,7 persen, dengan margin turun menjadi 4 persen dari 4,5.