Bisnis.com, JAKARTA - Sedikit teguran diberikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj kepada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam peringatan acara hari lahir PKB ke-21, Selasa (23/7/2019) malam.
Teguran diberikan setelah tidak adanya pembacaan ayat-ayat Alquran atau Qira'atul Quran sebelum peringatan harlah berlangsung. Berdasarkan pantauan, acara peringatan harlah PKB diawali dengan nyanyian lagu Indonesia Raya, Mars PKB, dan langsung menuju pidato Ketua Umum PKB serta Ketua Umum PBNU.
"Cukup sekali ini ya, lain kali jangan lagi tidak ada Qira'atul Quran di acara seperti ini," kata Said Aqil kepada Muhaimin dari atas panggung.
Mendengar teguran itu, Muhaimin langsung bersikap memohon maaf dari tempat duduknya. Setelah itu Said Aqil melanjutkan pidatonya.
Ketiadaan pembacaan ayat-ayat Alquran juga disadari Muhaimin sebelum Said Aqil berpidato. Dia menyebut ketiadaan itu karena kealpaan pembawa acara.
Setelah menyadari kekurangan dalam acaranya, Muhaimin lantas meminta para tamu bersama-sama membaca doa. Kemudian, dia menyampaikan pidato yang memuat capaian PKB selama 21 tahun berdiri.
Baca Juga
"Usia yang kami lampaui, perjuangan yang telah kami lakukan, telah berbagai catatan kami torehkan dan semua itu sudah kami syukuri dan tak lain keberhasilan semua ini karena peran semua pihak," kata Muhaimin.
Muhaimin menyebut PKB tetap konsisten mengawal nilai-nilai perjuangan Islam yang rahmatan lil alamin. Dia juga menegaskan bahwa ideologi PKB berbasis keagamaan, keadilan, dan demokrasi.
Setelah itu Muhaimin menjelaskan arti logo peringatan harlah ke-21 partainya yakni lebah. Menurutnya, lebah adalah hewan yang banyak manfaatnya dan simbol seperti bunyi salah satu ayat di Surat An-Nahl.
"Lebah juga tak pernah hinggap di tempat-tempat tidak baik, tidak makan di tempat-tempat makan tidak baik, tidak mengeluarkan hal-hal tidak baik kecuali madu. Namun juga lebah berbahaya, sedikit diganggu lebah bisa menyengat," ujar Muhaimin.
Peringatan harlah PKB ke-21 ini dihadiri Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Politikus PKS Hidayat Nur Wahid, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah, dan beberapa menteri dari PKB.