Bisnis.com, JAKARTA – Pihak Amerika Serikat (AS) mengatakan telah mengeluarkan Turki dari program pembuatan jet tempur F-35 setelah Ankara mulai menerima pengiriman sistem pertahanan rudal Rusia yang canggih minggu lalu.
Bagian pertama dari sistem pertahanan udara S-400 telah diterbangkan ke pangkalan udara militer Murted di barat laut Ankara pada Jumat (12/7/2019). Dengan demikan langkah itu telah melanggar perjanjiannya negara sekutu NATO dengan Rusia.
Selama ini AS berupaya untuk mencegah pembelian tersebut.
"AS dan mitra F-35 lainnya sepakat dalam keputusan ini untuk menangguhkan Turki dari program F-35 dan memulai proses untuk secara resmi mengeluarkan Turki dari program tersebut," kata Ellen Lord, Wakil Menteri Pertahanan AS seperti dikutip Reuters, Kamis (18/7/2019).
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah itu tidak adil dan dapat mempengaruhi hubungan kedua negara.
Lord menyebut biaya memindahkan rantai pasok untuk jet tempur canggih itu akan ditanggung oleh Amerika Serikat antara US$500 juta hingga US$600 juta dalam bentuk biaya akibat pemutusan program.
Turki selama ini membuat lebih dari 900 suku cadang pesawat F-35, katanya. Lord menambahkan rantai pasok akan beralih dari Turki ke sebagian besar pabrik AS setelah pemasok Turki dihapus.
"Turki tentu saja akan kehilangan pekerjaan dan peluang ekonomi masa depan dari keputusan ini," kata Lord.
Negara itu tidak akan lagi menerima lebih dari US$9 miliar dari proyek terkait dengan F-35 selama program berjalan.
Jet tempur siluman F-35, pesawat paling canggih di sistem persenjataan AS, digunakan oleh negara Atlantik Utara (NATO) dan sekutu AS lainnya. Washington khawatir bahwa pembauran S-400 dengan F-35 akan memungkinkan Rusia untuk mendapatkan terlalu banyak informasi orang dalam tentang sistem pesawat siluman.