Diversifikasi akan Mengubah Sifat Hubungan Indonesia dan Chile
Bagaimana strategi untuk mengatasi kendala tersebut dan mendorong kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Chile?
IC-CEPA yang akan mulai berlaku 10 Agustus 2019 merupakan strategi untuk mengatasi kendala perdagangan yang ada. Pengurangan 86,1% pos tarif pada sejumlah produk juga akan membuka peluang dagang baru, dan memperbesar peluang yang telah ada.
Setelah IC-CEPA mulai berlaku, diproyeksikan terjadi diversifikasi komoditas ekspor dan impor kedua negara karena penghapusan sebagian besar pos tarif. Diversifikasi tersebut akan secara bertahap mengubah sifat hubungan Indonesia dan Chile menjadi natural complementary partner dalam hubungan dagang.
Pada sisi lain, untuk mengatasi kendala jarak dan waktu akan diupayakan kesepakatan di bidang air services antara kedua negara. Selain itu, perjanjian kerja sama hubungan udara juga dianggap sangat penting dan berpotensi dapat diterapkan secara operasional yang menguntungkan kedua pihak.
Apa saja produk-produk Indonesia yang paling diminati di sana?
Sesuai dengan data perdagangan pada 2018, produk ekspor Indonesia ke Chile terbesar adalah footwear dengan nilai ekspor sebesar US$35,6 juta. Selanjutnya adalah fertilizer dengan nilai ekspor sebesar US$8,5 juta, motor/cars/spareparts senilai US$8,3 juta, organic surface active agents senilai US$7,7 juta, serta locust beans/seaweeds/sugar beet/sugar cane senilai US$6,5 juta.
Sekalipun tidak secara langsung masuk dari Indonesia, terdapat juga produk biskuit dan makanan ringan produksi Indonesia dengan private label oleh chain supermarket internasional di Chile.