Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Jepang mengatakan siap untuk memberikan penjelasan terkait pembatasan ekspor Korea Selatan yang diterapkan terhadap sejumlah bahan baku penting bagi industri teknologi di negeri ginseng.
Perselisihan antara kedua negara bertetangga yang sudah berlangsung sejak zaman kolonial Jepang tersebut, memicu kekhawatiran tentang rantai pasokan global untuk produk semikonduktor dan display komputer.
Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko pada Selasa (9/7/2019), menyampaikan bahwa Jepang terbuka untuk melakukan pembicaraan tingkat kelompok kerja, tetapi tidak memiliki niat untuk menarik kebijakan yang ditetapkan pekan lalu.
Dia mengatakan, pihaknya akan memantau bagaimana Seoul akan menyikapi kebijakan ini, sedangkan sebuah surat kabat di Jepang dan Korea Selatan mengatakan pembicaraan tersebut dapat dimulai pada awal pekan ini.
“Menurut kami ini sangat tergantung pada respons Korea Selatan. Tentu saja ada kemungkinan pembatasan saat ini akan diperketat, tetapi jika kontrol ekspor dikelola dengan baik, bisa saja ada pelonggaran. Keduanya mungkin terjadi,” kata Seko pada kesempatan konferensi pers, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (9/7/2019).
Perselisihan berkepanjangan antara Jepang dan Korea Selatan terkait kependudukan Jepang di Semenanjung Korea pada 1910-1945, telah bergerak ke area ekonomi.
Baca Juga
Di masa lalu, perseteruan antarkedua negara secara umum tidak melibatkan industri, tetapi saat ini muncul kekhawatiran bahwa ketegangan antara mitra dagang utama dan kedua sekutu Amerika Serikat bisa lepas kendali.
Pembatasan baru Tokyo dapat merusak keuntungan perusahaan Korea Selatan yang mengandalkan pemasok Jepang, seperti Samsung Electronics Co. dan LG Display Co.
Jepang memiliki 90% pasar untuk chip yang digunakan dalam tampilan smartphone serta gas etsa (etching gas) yang digunakan untuk membuat chip.
Kecuali jika perselisihan diselesaikan, perusahaan Korea Selatan harus mencari pasokan alternatif dari Taiwan dan China, sedangkan pabrikan Jepang perlu mengalihkan produksinya.
Secara tradisional, AS ikut turun tangan ketika ketegangan telah memanas antara dua ekonomi terbesar di Asia, mereka semua menghadapi ancaman keamanan dari Korea Utara dan bayangan militer China yang terus meluas di wilayah tersebut.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap News, mengabarkan bahwa isu ini telah menarik perhatian Washington.
"AS menyatakan komitmennya yang untuk memperkuat hubungan dengan Korea Selatan dan Jepang di tengah pertarungan pembatasan ekspor," tulis Yonhap, mengutip seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang tidak disebutkan namanya.