Bisnis.com, JAKARTA--Relawan Jokowi Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (Almisbat) mengkritisi intervensi Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk membuat harga pangan stabil melalui operasi pasar di sejumlah titik di Indonesia.
Anggota Dewan Pertimbangan Almisbat, Syaiful Bahari menilai operasi pasar yang kerap dilakukan Kementan dan Kemendag tersebut hanya bersifat sementara untuk mengatasi gejolak harga pangan di masyarakat.
Pasalnya, setelah operasi pasar itu selesai, harga pangan akan merangkak naik seperti sediakala.
"Kementan dan Kemendag paling sering dalam melakukan operasi pasar dan seolah-olah turunnya harga melalui kegiatan operai pasar itu merupakan keberhasilan dalam menjaga stabilitas harga pangan," tuturnya, Rabu (3/7).
Syaiful juga berpandangan bahwa campur tangan pemerintah melalui Permentan dan Permendag untuk mengendalikan pasar, ternyata tidak pernah memberikan kepastian produksi, tetapi dinilai telah menciptakan anomali pasar yang mempengaruhi naik-turunnya harga pangan.
"Ketika gejolak produksi atau harga terjadi, yang dilakukan Kementan selalu mencari kambing hitam untuk disalahkan sebagai penyebabnya," katanya.
Selain itu, Syaiful juga mengkritisi pendekatan represif yang dilakukan Kementan dan Kemendag ke kios dan gudang pangan untuk mengendalikan produksi dan harga pada sektor pangan.
Menurut Syaiful, hal tersebut tidak memberikan dampak yang positif bagi kinerja pasar, tapi malah bisa membuat distorsi harga.
"Paling sering kan pedagang itu dituduh sebagai biang kerok kenaikan harga. Ini suatu tuduhan yang tendensius bagi pelaku usaha kecil menengah pedesaan," ujarnya.