Kabar24.com, JAKARTA - Polisi sedang mencari lokasi perkebunan sawit yang diduga dimanfaatkan pimpinan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI), Para Wijayanto dan anak buahnya.
Usaha perkebunan kelapa sawit itu berada di Sumatera dan Kalimantan, dan diduga digunakan untuk membiayai kegiatan mereka.
“Mereka berhasil membangun kekuatan ekonomi untuk operasional sehari-hari termasuk gaji pejabat struktural,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan pada Senin, 1 Juli 2019, seperti dikutip Tempo.co.
Dari usaha kebun sawit itu, Para mampu membayar anggotanya Rp10 juta hingga Rp15 juta per bulan. Berkat usaha perkebunan itu pula Para kerap memberangkatkan orang hasil perekrutan ke Syria untuk pelatihan militer. Namun, belum diketahui berapa jumlah orang yang direkrut dan diberangkatkan itu.
Dedi menjelaskan Para berhasil dibekuk pada 28 Juni 2019 di Hotel Adaya Jalan Raya Kranggan, Jatisampurna, Bekasi. Selain Para, polisi juga meringkus istri Para yakni Masitha Yasmin dan tangan kanannya Bambang Suyoso. Ketiganya ditangkap berbarengan.
“Bambang berperan sebagai penghubung amir dan orang yang direkrut, termasuk orang-orang yang dikirimkan ke Suriah.” Sehari-hari Bambang juga bekerja sebagai sopir pentolan Jamaah Islamiyah itu.