Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Perbedaan Organisasi Teroris JI dan JAD di Indonesia

Dari aspek rekrutmen kaderisasi di Indonesia, JI tidak semasif JAD dalam menggunakan media sosial sebagai sarana rekrutmen
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. /Bisnis-Sholahuddi Al Ayubbi
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. /Bisnis-Sholahuddi Al Ayubbi

Bisnis.com, JAKARTA--Polri mengungkapkan organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) berbeda dengan organisasi Jamaah Ansharut Daullah (JAD), meskipun kedua kelompok itu memiliki visi yang sama membangun negara khilafah di dunia.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa organisasi JI hadir dan eksis lebih dulu di Tanah Air sebelum ada JAD karena JAD merupakan pecahan dari JI. Menurut Dedi, beberapa orang yang tidak sepakat dengan pola gerakan JI, akhirnya pindah ke JAD karena memiliki pola gerakan dan serangan yang lebih ekstrim di Indonesia.

Dari sisi afiliasi, menurut Dedi, JI berafiliasi dengan Al-Qaeda-organisasi teroris Internasional yang ada sejak tahun 1988 dan dipimpin Osama Bin Laden dan kini dilanjutkan Ayman Al-Zawahiri sejak 2011-sekarang.
Sekutu Al-Qaeda di antaranya adalah Taliban, Boko Haram dan Abu Sayyaf.

Sementara, JAD sendiri terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) dibawah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi yang mulai eksis sejak tahun 2000 dan bergabung dengan Al-Qaeda pada 2004 sejak Perang Saudara Suriah dan Perang Irak pada 2003-2011, kemudian memisahkan diri dengan Al-Qaeda karena tidak memiliki misi yang sama agar visi tercapai.

"JI ini berbeda dengan JAD ya, memang kalau kita lihat dari sisi usia kedua organisasi itu, lebih tua JI dibandingkan JAD. JAD itu adalah pecahan JI yang terafiliasi ke ISIS dan dipimpin Al Baghdadi," tutur Dedi, Senin (1/7).

Dari aspek rekrutmen kaderisasi di Indonesia, JI tidak semasif JAD dalam menggunakan media sosial sebagai sarana rekrutmen. Menurut Dedi, JI memiliki beberapa orang khusus yang dipercaya di sejumlah Provinsi untuk mencari kader agar dilatih menjadi teroris professional hingga dikirimkan ke Suriah dan dikembalikan ke Indonesia.

"Total sudah ada 6 gelombang, WNI yang dikirim JI ke Suriah. Satu gelombang itu ada 14 orang dan mereka setelah dilatih militer di Suriah, kembali lagi ke Indonesia untuk meneruskan kaderisasi," kata Dedi.

Dedi berpandangan penggunaan beberapa orang khusus untuk mencari kader, menjadi penyebab JI tidak pernah memiliki lone wolf. Tidak seperti JAD yang dominan menggunakan sosial media hingga berhasil menciptakan lone wolf dan membuat teror di sejumlah titik di Indonesia.

"Kalau saat ini, kegiatan JI ini hanya fokus pada rekrutmen. Mereka sedang mencari kader banyak untuk dilatih intelijen dan militer," ujarnya.

Selain itu, anggota JI juga dinilai lebih sejahtera dibandingkan JAD, karena anggota JI digaji 10 juta-15 juta per bulan. Uang tersebut didapatkan JI dari hasil perkebunan yang dikelolanya sejak lama hingga saat ini.

"Mereka punya perkebunan yang menjadi andalan utamanya untuk mengganti anggota JI yang telah bergabung," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper