Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump keliru kalau berpikir bahwa perang antara kedua negara akan bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
"Perang singkat dengan Iran adalah ilusi," tulis Zarif di Twitter seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (28/6/2019).
Pernyataan itu dikeluarkan oleh Zarif setelah Trump mengatakan akan meminta bantuan NATO dalam menghadapi perang dengan Iran. Sebelumnya, Trump mengatakan dia tidak ingin perang dengan Iran tetapi memperingatkan bahwa jika pertempuran pecah, itu "tidak akan bertahan panjang".
Iran menuduh Amerika Serikat sebagai pelaku "terorisme ekonomi" dan "perang psikologis" setelah Presiden AS tahun lalu secara sepihak menarik Washington dari perjanjian nuklir bersejarah dengan sejumlah negara industri maju.
Berdasarkan perjanjian 2015, Iran setuju untuk mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Dalam postingannya di Twitter, Zarif mengatakan sanksi AS yang diberlakukan kembali dan diperketat "bukan alternatif untuk perang, namun memang sebuah perperangan".
Baca Juga
Kemarin parlemen Iran juga memperingatkan AS agar tidak melanggar perbatasan negara itu dan mengingatkan langkah seperti itu akan menarik reaksi yang lebih dahsyat dari sekadar jatuhnya pesawat tak berawak AS seminggu yang lalu.
Dalam komentarnya, Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani mengatakan penembakan atas pesawat tanpa adalah pengalaman yang baik bagi AS untuk menghindari agresi.
"Reaksi Iran akan lebih kuat jika mereka mengulangi kesalahan mereka melanggar perbatasan kami," kata Larijani.
Teheran mengatakan, pesawat pengintai Global Hawk berada di wilayahnya ketika ditembak jatuh oleh rudal darat-ke-udara pada 20 Juni lalu. Akan tetapi, Washington menolak klaim itu dan mengatakan pesawat tersebut berada di wilayah udara internasional di atas Selat Hormuz ketika diserang.
Trump memerintahkan serangan balasan terhadap instalasi Iran atas insiden tersebut, namun membatalkannya beberapa menit sebelum serangan dimulai.