Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diplomat Korut: Waktu Sudah Hampir Habis Bagi AS untuk Berunding soal Nuklir

Seorang diplomat senior Korea Utara (Korut) menyatakan bahwa waktu sudah hampir habis bagi Amerika Serikat (AS) untuk merumuskan strategi baru untuk menghidupkan kembali perundingan dengan negaranya.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un/Reuters-KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un/Reuters-KCNA

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang diplomat senior Korea Utara (Korut) menyatakan bahwa waktu sudah hampir habis bagi Amerika Serikat (AS) untuk merumuskan strategi baru untuk menghidupkan kembali perundingan dengan negaranya.

Pernyataan itu dilontarkan Kwon Jong-gun, Direktur Jenderal urusan AS pada Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada saat utusan AS menyiapkan kunjungan oleh Presiden Donald Trump ke Korea Selatan kemarin.

Dialog AS-Korea Utara terhenti sejak pertemuan puncak kedua antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un gagal di Hanoi pada Februari lalu. Ketika itu Trump meminta Korut melakukan denuklirisasi secara total dan Kim menuntut penghapusan sanksi ekonomi oleh AS.

Kim mengatakan pertemuan ketiga hanya akan mungkin jika Washington lebih fleksibel dan menetapkan batas waktu hingga akhir tahun.

Washington mengatakan pihaknya siap untuk melanjutkan pembicaraan tanpa prasyarat. Sedangkan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa kemungkinan perundingan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara untuk ketiga kalinya masih terbuka.

Kwon Jong-gun mengatakan bahwa meski Washington terus mengupayakan dialog, namun dia mengaku hampir putus asa dalam mengupayakan hal itu.

"Dialog tidak akan terjadi dengan sendirinya, meskipun Amerika Serikat berulang kali berbicara tentang dimulainya kembali perundingan tanpa mempertimbangkan proposal realistis yang sesuai dengan kepentingan kedua belah pihak," kata Kwon dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Jumat (28/6/2019).

Dikatakan, bahwa jika Amerika Serikat bergerak untuk mendapatkan hasil yang maksimal, waktu sudah tidak cukup. 

Kementerian luar negeri Korea Utara mengeluhkan perpanjangan sanksi baru-baru oleh Washington dan menyebutnya sebagai tantangan langsung terhadap pertemuan puncak pertama antara Kim dan Trump di Singapura tahun lalu ketika kedua pihak berjanji untuk meningkatkan hubungan.

Sementara itu, Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-yon mengatakan pada hari Kamis bahwa Trump diperkirakan akan mengirim "semacam pesan" ke Korea Utara dari zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper