Bisnis.com, JAKARTA – Program peningkatan kualitas madrasah akan didukung oleh skema pembiayaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) Bank Dunia.
“Kita sedang bekerja sama dengan Bank Dunia untuk mendongkrak kualitas madrasah, swasta maupun negeri. Kita mengusulkan program Reformasi Kualitas Pendidikan Madrasah," kata Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin di Jakarta pada Senin (24/6/2019).
Dia mengaku bahwa nilai pinjaman ke Bank Dunia cukup besar. Setelah diskusi panjang, Bank Dunia setuju memberikan pinjaman Rp3,7 triliun.
“Awalnya, kami mengusulkan dan presentasi berkali-kali meyakinkan Bappenas. Kemudian Bappenas meyakinkan Kemenkeu, dan Kemenkeu negosiasi dengan Bank Dunia, dan akhirnya disetujui," paparnya sebagaimana dilansir laman resmi Kemenag.
Kamaruddin menuturkan Rp1.6 triliun dari dana itu akan digunakan untuk bantuan block grant bagi madrasah dan kelompok kerja.
Block grant ditujukan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu madrasah berdasarkan need assessment, seperti pengembangan kapasitas guru dan tenaga kependidikan, pengadaan sarana prasarana penunjang pembelajaran, pengadaan peralatan laboratorium, pengadaan buku dan sumber belajar, dan lainnya.
Dia yakin bahwa anggaran yang besar itu juga akan memberi dampak manfaat besar. Manfaat itu bahkan menyasar hingga 5.000 madrasah. “Kita ingin membangun sistem,” kata Kamaruddin.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Imam Safei mengatakan, setidaknya ada empat sistem yang akan dibangun.
Pertama, sistem perencanaan dan penganggaran yang transparan dan berfokus pada pencapaian SNP. Kedua, sistem asesemen kompetensi siswa yang terstandar yang hasilnya digunakan untuk memperbaiki strategi pembelajaran.
Ketiga, sistem peningkatan kompetensi secara profesional dan berkelanjutan bagi seluruh guru dan tenaga kependidikan. Keempat, sistem pendataaan yang akurat dan mutakhir untuk pengelolaan pendidikan yang lebih efisien dan efektif.
“Keempat program di atas merupakan investasi katalitik (catalytic investment) yang akan mempercepat proses terjadinya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan madrasah yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa,” ujarnya.
“Awalnya memang perlu investasi besar. Tapi selanjutnya akan mengecil pembiayaannya karena project knowledge akan melembaga melalui institusi yang sudah ada,” tuturnya.