Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat bersiap untuk mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah sebagai tanggapan atas meningkatnya kekhawatiran terhadap Iran yang dituduh Washington melakukan serangan terhadap tanker minyak pekan lalu, menurut pejabat AS.
Sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu menyatakan bahwa para pejabat tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang akan dikerahkan atau memerinci waktu penempatan. Jika terkonfirmasi maka pasukan itu merupakan tambahan dari 1.500 orang yang diumumkan bulan lalu sebagai tanggapan terhadap serangan kapal tanker pada bulan Mei yang juga menyalahkan Iran.
Pentagon menolak berkomentar. Tidak jelas kapan penyebaran pasukan baru akan diumumkan, menurut sumber itu seperti dikutip Reuters, Selasa (17/6/2019).
Kekhawatiran AS tentang ancaman terhadap pasukan dan kepentingan AS di kawasan Teluk meningkat dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah serangan terhadap dua kapal tanker minyak di gerbang masuk ke Teluk pada Kamis pekan lalu.
Amerika Serikat pekan lalu merilis sebuah video yang katanya menunjukkan Pasuan Garda Revolusi Iran berada di belakang serangan pada Kamis lalu di dekat Selat Hormuz. Kapal yang diserang itu adalah Front Altair milik Norwegia yang dibakar, dan Kokuka Courageous milik Jepang.
“Iran bertanggung jawab atas serangan berdasarkan bukti video dan sumber daya serta kecakapan yang diperlukan untuk dengan cepat memindahkan perangkat peledak yang tidak meledak,” menurut Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataannya.
Akan tetapi Iran membantah keras tuduhan itu.