Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Sosial RI memprogramkan pembukaan klinik psikolog untuk mempercepat proses pemulihan konflik sosial antar warga Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
"Setiap konflik, kericuhan dan bentrok antarkelompok atau komunitas tertentu pasti ada pemicuh. Salah satu cara mengungkap bibit konflik di masyarakat maka Kemensos akan menghadirkan dokter psikolog," kata Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita di Kendari, Kamis (13/6/2019).
Rekomendasi ahli psikolog dapat menjadi rujukan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak terkait untuk memulihkan kondisi sosial masyarakat di wilayah terjadinya konflik.
"Secara kasat mata pengrusakan terjadi karena ulah seseorang atau sekelompok orang. Namun penyebab seseorang melakukan tindakan diluar kewajaran tidak boleh disimpulkan dari asumsi tetapi diperlukan keterlibatan para ahli," tambahnya.
Selain menghadirkan program klinik psikolog di daerah konflik atau daerah rawan konflik, Kemensos juga mengoptimalkan potensi kearifan lokal yang dapat meminimalisir kesenjangan kehidupan sosial antarwarga atau kelompok setempat.
Pemerintah pusat bersinergi dengan pemerintah daerah akan membangun gedung serbaguna yang diperuntukan penggunaannya bagi para pihak yang bersengketa.
Baca Juga
"Gedung serbaguna dapat digunakan untuk kegiatan olahraga, budaya, seni, ritual dan lain lain yang positif. Harapan kita warga membaur atau hidup tanpa sekat," ujar Agus, politisi Partai Golkar itu.
Kemensos juga berkomitmen menyalurkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan akuntabel.
Menteri Sosial dalam kunjungan kerjanya di Kota Kendari menyalurkan bantuan bagi korban bencana alam dan bencana sosial senilai Rp3,7 miliar.
Curah hujan tinggi di wilayah Sultra menyebabkan banjir di Kabupaten Konawe Utara, Konawe, Konawe Selatan, Kota Kendari, Konawe Kepulauan dan Kabupaten Buton Utara.
Gubernur Sultra, Ali Mazi mengapresiasi program klinik psikolog di daerah bencana sosial untuk menelisik penyebab terjadinya kesalapahaman antarwarga yang berujung pada konflik.
"Bencana alam dan bencana sosial adalah duka kita semua. Tidak perlu saling mengungkit siapa salah dan siapa yang benar. Yang terpenting saat ini adalah menolong saudara-saudara kita yang mengalami kesusahan," tambahnya.