Bisnis.com, JAKARTA - Rusia akan mulai mengirim sistem rudal S-400 ke Turki dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan oleh CEO perusahaan pertahanan negara Rusia, Rostec Corporation, Sergei Chemezov.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (8/6/2019), Chemezov mengatakan bahwa negaranya akan mulai mengirimkan sistem rudal S-400 ke Turki dalam 2 bulan ini. Dia menambahkan bahwa Rusia telah menyelesaikan pelatihan untuk spesialis Turki tentang penggunaan S-400.
Mengutip Rusia Today, Chemezov mencatat bahwa kesepakatan pembelian S-400 dengan Turki sudah memasuki tahap akhir. Dia menyebut Turki telah melakukan semua pembayaran tepat waktu.
Adapun, kesepakatan Turki untuk membeli S-400 Rusia pada beberapa pekan ini, telah mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutu NATO Barat Turki lainnya. Sistem Rusia ini dikatakan tidak sesuai dengan jaringan pertahanan NATO, dan menimbulkan ancaman kesepakatan bagi jet tempur F-35 yang akan Turki beli dari AS.
Setelah melakukan segala upaya untuk memblokir kesepakatan itu, AS bahkan mengancam untuk berhenti menerima pilot-pilot baru Turki untuk program pelatihan pesawat jet tempur F-35.
Sejauh ini, belum ada keputusan formal untuk membatasi pelatihan terhadap pilot dan kru pemeliharaan pesawat asal Turki di Luke Air Force Base di Arizone. Namun demikian, apabila Turki tak kunjung mengubah rencananya, langkah tersebut sangat mungkin diambil oleh Amerika Serikat.
Dikabarkan, Turki saat ini tengah mempertimbangkan rencana pembelian 100 unit pesawat jet tempur tersebut. Pemerintah Turki diperkirakan mempersiapkan sekitar US$9 miliar untuk melancarkan rencana tersebut.
Dikutip dari Reuters, salah satu pakar mengatakan bahwa jika Turki benar-benar dikeluarkan dari program F-35, hal ini akan menjadi salah satu perpecahan paling signifikan dalam hubungan kedua negara itu.
Ketegangan di antara Washington dan Ankara sudah memuncak bahkan sebelum adanya persoalan F-35 ini. Ketegangan di antara keduanya terus meningkat akibat berbagai sejumlah persoalan yang terjadi belakangan ini, seperti konflik di Suriah, sanksi terhadap iran, dan penangkan staf konsulat Amerika Serikat di Turki.