Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj menjelaskan bahwa peran ulama seharusnya menuntun umatnya lebih dewasa berdemokrasi sesuai nilai-nilai islam.
"Ulama yang betul adalah ulama yang mengasuh, membimbing, mengayomi, memelihara umat," ujarnya dalam acara Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendikiawan Muslim, serta Doa untuk Kemaslahatan Bangsa, Jumat (3/5/2019).
"Jangan sampai kita hanya gara-gara Pilpres atau Pemilu, sampai seperti di Timur Tengah, naudzubillah sampai perang saudara, sampai pecah, jangan sampai," tambahnya.
Said Aqil berharap setelah Pemilu Serentak 2019 selesai, ulama wajib berperan menuntun umat kembali bersatu. Jangan sampai ulama justru keluar dari nilai-nilai islami dengan mendorong perbuatan yang keluar dari hukum dan konstitusi.
"Tunjukkan bangsa Indonesia yang bersifat islam, yang paham demokrasi, dewasa berdemokrasi, matang bernegara. Boleh beda pilihan, tetapi setelah Pemilu selesai, kita bersatu," ujar pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 3 Juli 1953 ini.
"Karena islam mengajarkan persatuan, islam mengajarkan ukhuwah, islam mengajarkan budaya akhlakul karimah, islam melarang kekerasan apalagi berbuat chaos dan inkonstitusional, islam melarang ujaran kebencian, islam melarang adu domba, bahkan islam melarang suudzan atau berburuk sangka satu sama lain," tambahnya.
Tanggapi Hasil Ijtima Ulama III, Said Aqil Siradj Imbau Ulama Dewasa Berdemokrasi
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj menjelaskan bahwa peran ulama seharusnya menuntun umatnya lebih dewasa berdemokrasi sesuai nilai-nilai islam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Sutarno
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu