Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Sri Lanka merevisi jumlah korban meninggal akibat serangan bom beruntun yang terjadi pada perayaan Paskah, Minggu (21/4/2019). Angka terbaru menunjukkan penurunan sekitar 100 orang. Sulitnya proses identifikasi terhadap bagian-bagian tubuh di lokasi kejadian menjadi alasan tak akuratnya jumlah korban.
Laporan resmi terbaru menyebutkan korban meninggal berjumlah 253 orang, turun dari 359 yang sebelumnya sempat diumumkan.
Seperti dilaporkan Reuters Jumat (26/4/2019), Deputi Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene menyalahkan data tidak akurat yang diberikan oleh kamar jenazah sebagai penyebab inkonsistensi ini.
Anil Jasinghe, direktur jenderal layanan kesehatan Sri Lanka menambahkan bahwa jumlah korban jiwa tersebut masih bersifat perkiraan.
"Jumlah korban bisa 250 atau 260 orang. Saya tidak bisa mematikan. Ada terlalu banyak bagian tubuh dan sulit untuk memberi angka pastinya," ujar Jasinghe.
Serangan bom bunuh diri yang menyasar tiga gereja dan empat hotel telah memperlihatkan kegagalan intelijen Sri Lanka. Perselisihan di tingkat atas pemerintahan diduga menjadi alasan langkah-langkah preventif dan peningkatan keamanan tidak diambil untuk merespons peringatan serangan bom yang telah diperoleh sebelum peristiwa mematikan itu terjadi.
Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando mengundurkan diri atas kegagalan untuk mencegah serangan. Meski demikian, ia bersikeras pihaknya telah mengambil tindakan sebagai respons atas peringatan awal yang diberikan intelijen India kepada mereka.
"Kami bekerja [untuk merespons peringatan]. Semua pihak bekerja untuk itu," kata Fernando kepada Reuters.
Ia mengaku pengunduran dirinya disebabkan oleh rasa tanggung jawabnya terhadap institusi. Namun ia menepis anggapan bahwa ia telah gagal.
Sejauh ini Pemerintah Sri Lanka telah merilis nama dan foto empat lelaki dan tiga perempuan yang diburu karena diduga terkait dengan serangan tersebut.
Mayoritas korban adalah warga Sri Lanka, namun pihak berwenang menyebutkan terdapat setidaknya 38 warga asing yang menjadi korban. Kebanyakan warga asing ini adalah turis yang berada di hotel-hotel sasaran serangan bom. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Turki, China, Denmark, Belanda, dan Portugal.
ISIS sebelumnya mengklaim bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas serangan yang melukai lebih dari 500 orang tersebut. Dalam sebuah video yang dirilis lewat saluran berita propaganda Amaq, terlihat delapan orang dengan wajah tertutup yang mengikrarkan kesetiaan terhadap pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi.
Sementara itu, Pemerintah Sri Lanka menyatakan terdapat sembilan orang yang menjadi pelaku bom bunuh diri Paskah. Satu di antaranya adalah perempuan.
Pihak berwenang sejauh ini memfokuskan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya hubungan internasional dengan dua kelompok islamis domestik, Jamaah Thawheed Nasional dan Jammiyathul Millathu Ibrahim yang dipercaya bertanggung jawab atas serangan. Mereka telah menahan 76 orang, termasuk sejumlah warga asing yang diduga terlibat.