Kabar24.com, JAKARTA — Sekitar 208 delegasi independen dari dalam negeri dan luar negeri turut melakukan pemantauan proses pemungutan suara pada Rabu (17/4/2019). Partisipasi para pemantau ini merupakan bagian dari program 'Election Visit' yang diinisiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya penyelenggara pemilihan umum untuk menunjukkan kondisi demokrasi Indonesia yang terbuka dan transparan.
Turut hadir dalam pemantauan tersebut penyelenggara pemilihan umum negara lain serta perwakilan kedutaan besar negara asing di Indonesia.
"Kami ingin tunjukkan bahwa Pemilu di Indonesia sangat terbuka, transparan. Semua orang bisa melihat, bisa akses. Bukan hanya mengakses di TPS, bahkan dari rumah bisa tahu siapa pemilih, siapa peserta Pemilu, bagaimana profilnya. Mereka juga bisa mengakses proses penghitungannya, seperti apa rekapnya," papar Arief di sela-sela kunjungannya di Rumah Tahanan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (17/4/2019).
Praktik demokrasi yang diterapkan di Indonesia saat ini, sambung Arief juga diadopsi oleh negara lain. Misalnya dalam hal Sistem Penghitungan (Situng) yang diterapkan KPU dalam Pemilu 2019.
"Situng jadi yang paling banyak negara lain lihat yang mana KPU mempublikasikan hasil pemilu dari setiap TPS. Ternyata hal itu sangat menarik bagi mereka ya. Kalau [proses] yang lain-lain banyak negara melakukan hal yang sama," paparnya.
Situng sendiri merupakan sistem informasi berbasis teknologi yang memungkinkan publik mengetahui hasil penghitungan suara di tiap TPS. Hasil yang dipublikasi lewat Situng merupakan hasil terkini dari data formulir C-1 yang diunggah dari tiap kabupaten atau kota.