Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kemenangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pemilu Isarel akan meningkatkan peluang rencana perdamaian yang akan datang meskipun ada keraguan yang mendalam dari pihak Palestina.
Trump, yang dengan antusias mendukung upaya perdana menteri sayap kanan itu untuk mendapatkan mandat kelima, mengatakan bahwa dia menelepon Netanyahu untuk memberikan selamat karena hasilnya memberi Netanyahu mayoritas parlemen.
"Fakta bahwa Bibi menang, saya pikir kita akan melihat beberapa tindakan yang cukup baik dalam hal perdamaian," kata Trump kepada wartawan merrujuk pada nama panggilan Netanyahu sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (11/4/2019).
"Semua orang mengatakan Anda tidak bisa menciptakan perdamaian di Timur Tengah dengan Israel dan Palestina. Saya pikir kami memiliki kesempatan dan saya pikir kami sekarang memiliki peluang yang lebih baik," kata Trump.
Sang penantang Benny Gantz, seorang mantan komandan militer, mengakui kekalahannya dengan Netanyahu dan siap untuk membentuk koalisi partai-partai sebagai mitra perdana menteri terlama Israel tersebut.
Trump mengundang Netanyahu ke Gedung Putih dua minggu sebelum pemilu dan menawarkan tanda dukungan. AS juga mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang dicaplok dari Suriah pada tahun 1967.
Baca Juga
Sementara itu, para pemimpin Palestina sangat skeptis terhadap rencana perdamaian AS dan telah mengesampingkan Trump sebagai perantara yang jujur setelah presiden As itu mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Rencana perdamaian yang sedang dikembangkan oleh menantu Trump, Jared Kushner yang merupakan seorang Yahudi Ortodoks, telah meningkatkan kecurigaan Palestina tentang apakah Pemerintah AS dapat bertindak sebagai perantara yang jujur.