Bisnis.com, JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan agar mewaspadai penumpang gelap di gerbong capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam pilpres 2019.
Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/4/2019), mengatakan apa yang ditampilkan komunikasi politik Tim Prabowo-Sandi adalah manifestasi psikologis cermin kepanikan dan ketidakmampuan mengatasi penumpang gelap.
Publik paham bahwa di belakang Prabowo-Sandi tersembunyi agenda terselubung akibat adanya dukungan simpatisan ISIS dan dukungan dari mereka yang dari segi pemikiran politik berbeda dengan Pancasila sebagai jiwa dan karakter bangsa.
"Kampanye di GBK menunjukkan kuatnya eksklusivitas yang berbeda dengan watak dan kepribadian bangsa yang begitu inklusif. Rakyat terus mencatat bagaimana saat kampanye di Cianjur, Prabowo menggunakan mobil eks donatur ISIS berpelat nomor B2 64RIS. Atas dasar tampilan kampanye ekstra eklusif tersebut, munculah banyak tulisan di sosial media, bagaimana dalam kampanye di GBK, Gerindra dikudeta oleh PKS,” kata Hasto.
Sekjen PDIP ini juga menyoroti klaim sepihak dari Amien Rais yang menyatakan Prabowo sebagai titisan Bung Karno , Bung Hatta dan Bung Tomo, menjadi mentah seketika melihat tampilan Prabowo yang semakin temperamental, terjebak pada memori berbagai persoalan lama, dan watak kampanyenya yang jauh dari politik kebaikan.
"Kita tahu begitu banyak fitnah dan hoax yang mereka lemparkan, sampai KPU pun meminta mengusut tuntas hoax atas hasil perolehan suara luar negeri yang dikampanyekan melalui jejaring tim Prabowo-Sandi. Ketika jumlah massa yang di GBK dengan kapasitas maksimum 170 ribu pun diklaim lebih dari 1 juta, maka kita bisa paham, katakter pemimpin manipulatif tersebut justru akan direspons negatif oleh rakyat," ujar Hasto.
Baca Juga
PDIP, ujar Hasto, bisa memahami kegusaran KPU atas manipulasi hasil perolehan suara di luar negeri yang dimanipulasi condong ke paslon 02.
"Semuanya adalah manipulasi. Di Suriah, ISIS juga jago dalam hal manipulasi itu. Karena itulah PDI Perjuangan bersama Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo dan parpol KIK lainnya terus merapatkan barisan bersama seluruh komponen masyarakat dan relawan, untuk terus mengawal politik kebenaran, politik putih adalah kita."
Hasto menambahkan, politik H-6 menjelang pencoblosan, seharusnya diisi dengan kontestasi kebaikan untuk bangsa dan negara.
"PDI Perjuangan percaya pada nasihat para ulama, dan seluruh tokoh agama lainnya yang terus memberikan penguatan landasan moral dalam politik, bahwa akhirnya pemimpin berkarakter baiklah yang akan memenangkan hati rakyat. PDI Perjuangan juga percaya bahwa suara mayoritas rakyat yang selama ini berdiam diri, terus mencatat dalam hati sanubarinya bahwa Indonesia yang begitu besar memerlukan pemimpin baik yang merakyat,” pungkas Hasto.