Bisnis.com, JAKARTA - Voxpol Center Research and Consulting menyatakan elektabiltas dua pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga, semakin kompetitif.
Hal tersebut berdasarkan survei yang diselenggarakan pada 18 Maret- 1 April 2019 dengan mengunakan metode multistage random sampling.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, peta politik semakin kompetitif dan selisih elektabilas kedua pasang kandidat sudah semakin dekat.
Pasangan Joko Widodo-Maruf Amin masih memimpin dengan perolehan 48,8 persen dan pasangan Prabowo-Sandi 43,3 persen dengan 7,9 persen yang masih belum menentukan pilihan atau termasuk undecided voters.
"Itu artinya, selisih elektabilitas kedua pasangan ini hanya terpaut 5,5 persen, kedua kandidat dan tim suksesnya harus bekerja keras mengamankan peluang memenangkan kontestasi 17 April 2019 yang tinggal menghitung hari," kata Pangi dalam keterangan tertulis, Kamis (11/4/2019).
Jumlah sampel dalam survei adalah 1.600 dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ± 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini menjangkau 34 provinsi secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir.
Baca Juga
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Partai Politik
Survei ini juga menunjukkan bahwa jika pemilu legislatif dilaksanakan saat survei ini dilakukan, maka dua partai pengusung kandidat capres mendapat pengaruh coattail effect, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebesar 24,1 persen, disusul Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebesar 19,3 persen. Elektabilitas partai-partai di luar kedua partai tersebut berada di bawah 10 persen.
PDI-P dalam hal ini berpotensi kuat sebagai pemenang pemilu 2019 karena selain mempunyai asosiasi kuat terhadap figur presiden inkumben Jokowi, penyerentakan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019, menciptakan bekerjanya struktur coattail effect, yaitu potensi tergiringnya suara pemilih capres terkuat untuk memilih partai pengusung/pendukungnya.
Sementara itu, pada posisi berikutnya Partai Golongan Karya (9,5 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (6,1 persen), Partai Demokrat (5,7 persen), Partai Nasional Demokrat (4,3 persen), Partai Amanat Nasional (4,1 persen). Sebanyak 7 partai tersebut memenuhi ambang batas parlemen 4 persen dan dipastikan berpotensi lolos ke senayan.
"Sementara itu, PKS, PPP, dan Hanura sebagai partai lama terancam crashed dari parlemen, jika tidak mampu merebut hati undecided voter," ujarnya.
Namun demikian, masih ada beberapa partai yang berpeluang lolos ke Senayan dengan mempertimbangkan margin of error, PKS (3,9 persen), Perindo (3,3 persen), PPP (2,9 persen). Perindo menjadi satu-satunya partai baru yang mempunyai peluang besar lolos ke senayan.
Sisanya partai-partai lain elektabilitasnya di bawah 2 persen, seperti Hanura (1,1 persen), PBB (0,3 persen), PSI (0,2 persen), Berkarya (0,2 persen), PKPI (0,1 persen), Garuda (0,1 persen).