Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Voxpol Center : Strong Voters Rendah, Peta Politik Bisa Berubah Drastis

Survei terbaru Voxpol Center Research and Consulting menyatakan bahwa pergeseran pilihan politik dari pemilih masih mungkin terjadi.
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Survei terbaru Voxpol Center Research and Consulting menyatakan bahwa pergeseran pilihan politik dari pemilih masih mungkin terjadi.

Berdasarkan survei yang diselenggarakan pada 18 Maret- 1 April 2019, kepastian pemilih terhadap pilihannya baru akan ditentukan pada saat mencoblos di bilik suara (27,9 persen), melihat penampilan kandidat pada saat debat terakhir (22,1 persen), sebelum berangkat ke TPS (19,7 persen), dan menunggu calon memberikan hadiah/sembako/uang (13,1 persen).

"Itu artinya masih banyak faktor yang bisa mengintervensi pilihan politik ini, di antaranya tokoh agama (21,7 persen), lurah/kades (10,4 persen) keluarga (8,9 persen), tokoh partai (7,6 persen)," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, Kamis (11/4/2019).

Pangi melanjutkan, kalau pilpres diselenggarakan hari ini, di atas kertas pasangan Joko Widodo -Maruf Amin masih unggul. Sedangkan, sang penantang memang belum bisa melewati angka elektabilitas Jokowi.

Namun, pada hari H masih banyak faktor-faktor lain yang bisa mengubah peta politik elektoral seperti asupan swing voter, split undecided voters, golput, kampanye terbuka, ditambah angka margin of error, isu dan politik uang, serta logistik lainnya.

"Dengan demikian, baik Jokowi maupun pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, pada hari pencoblosan sama-sama punya peluang menang dan sama-sama punya peluang kalah dalam pertarungan pilpres," imbuhnya.

Sementara itu, angka strong voters baik di pemilih capres maupun pemilih partai politik, Jokowi-Amin maupun Prabowo-Sandi memiliki tingkat loyalitas pemilih di bawah 50 persen dengan persentase strong voter masing-masing sebesar 43,1 persen untuk Jokowi-Amin dan 40,9% untuk Prabowo-Sandi.

Undecided voters tidak akan dominan  membelah suara (split), walaupun tidak semua akan memilih Prabowo atau Jokowi. Namun, menurut Pangi, jalan pikiran undecided voters terbagi 3 kemungkinan.

Pertama, mereka akan menjadi bagian dari struktur golput; kedua, dominan memutuskan pilihan politik memilih Prabowo di injury time; ketiga, sangat sedikit peluang bakal memilih inkumben.

"Rendahnya angka strong voters ini akan mempengaruhi peta politik secara luas dan akan berpotensi mengubah peta politik secara drastis," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper