Bisnis.com, JAKARTA - Survei terbaru Voxpol Center Research and Consulting menyatakan bahwa pergeseran pilihan politik dari pemilih masih mungkin terjadi.
Berdasarkan survei yang diselenggarakan pada 18 Maret- 1 April 2019, kepastian pemilih terhadap pilihannya baru akan ditentukan pada saat mencoblos di bilik suara (27,9 persen), melihat penampilan kandidat pada saat debat terakhir (22,1 persen), sebelum berangkat ke TPS (19,7 persen), dan menunggu calon memberikan hadiah/sembako/uang (13,1 persen).
"Itu artinya masih banyak faktor yang bisa mengintervensi pilihan politik ini, di antaranya tokoh agama (21,7 persen), lurah/kades (10,4 persen) keluarga (8,9 persen), tokoh partai (7,6 persen)," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, Kamis (11/4/2019).
Pangi melanjutkan, kalau pilpres diselenggarakan hari ini, di atas kertas pasangan Joko Widodo -Maruf Amin masih unggul. Sedangkan, sang penantang memang belum bisa melewati angka elektabilitas Jokowi.
Namun, pada hari H masih banyak faktor-faktor lain yang bisa mengubah peta politik elektoral seperti asupan swing voter, split undecided voters, golput, kampanye terbuka, ditambah angka margin of error, isu dan politik uang, serta logistik lainnya.
"Dengan demikian, baik Jokowi maupun pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, pada hari pencoblosan sama-sama punya peluang menang dan sama-sama punya peluang kalah dalam pertarungan pilpres," imbuhnya.
Baca Juga
Sementara itu, angka strong voters baik di pemilih capres maupun pemilih partai politik, Jokowi-Amin maupun Prabowo-Sandi memiliki tingkat loyalitas pemilih di bawah 50 persen dengan persentase strong voter masing-masing sebesar 43,1 persen untuk Jokowi-Amin dan 40,9% untuk Prabowo-Sandi.
Undecided voters tidak akan dominan membelah suara (split), walaupun tidak semua akan memilih Prabowo atau Jokowi. Namun, menurut Pangi, jalan pikiran undecided voters terbagi 3 kemungkinan.
Pertama, mereka akan menjadi bagian dari struktur golput; kedua, dominan memutuskan pilihan politik memilih Prabowo di injury time; ketiga, sangat sedikit peluang bakal memilih inkumben.
"Rendahnya angka strong voters ini akan mempengaruhi peta politik secara luas dan akan berpotensi mengubah peta politik secara drastis," katanya.